Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus GKI Yasmin Sebut Solusi Relokasi Sudah Ditawarkan sejak Lama

Kompas.com - 07/05/2021, 17:07 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengurus GKI Yasmin Bona Sigalingging menyebut, solusi relokasi atas kasus penyegelan gereja sudah ditawarkan sejak lama.

Solusi ini kembali ditawarkan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya kepada jemaat GKI Yasmin. Bima menawarkan lokasi baru untuk pembangunan gereja.

“Isu pengalihan lahan gereja bukan baru, Wali Kota yang lama, Diani Budiarto, dengan caranya sendiri, juga pernah menawarkan agar gereja GKI Yasmin pindah saja,” ujar Bona, dalam konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Humas Komnas HAM, Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Kemenko Polhukam hingga Polri Diminta Dorong Penyelesaian Kasus GKI Yasmin

Menurut Bona, Diani Budiarto menawarkan GKI Yasmin pindah ke kawasan yang dekat dengan lokasi gereja yang disegel.

Selain Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, tawaran relokasi juga diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Bahkan Presiden SBY pernah mengundang kami, dan bilang bahwa kalau GKI Yasmin mau dibuatkan gereja di lokasi lain, saat ini juga Presiden SBY menunggu di Cikeas,” kata Bona.

Baca juga: GKI Yasmin: Tawaran Bima Arya Tidak Berlandaskan Hukum dan Konstitusi

Namun, kata Bona, jemaat GKI Yasmin tetap pada pendiriannya yakni menolak tawaran relokasi.

Sebab, jemaat menilai opsi relokasi tak menyelesaikan masalah intoleransi sebagai penyebab penyegelan gereja. Bukan tidak mungkin, opsi tersebut akan menjadi preseden buruk dalam kasus-kasus serupa.

“Kalau sampai GKI Yasmin menerima relokasi itu maka hal itu akan menjadi preseden buruk bahwa itu akan menjadi contoh penyelesaian kalau mayoritas yang intoleran, tidak menerima satu keberadaan rumah ibadah tertentu yang minoritas, maka penyelesaiannya pindahkan saja, digusur saja, dialihkan saja,” kata Bona.

Baca juga: Pengurus GKI Yasmin Tuntut Pemerintah Bogor Segera Buka Segel Gereja

Bona menekankan, penyelesaian kasus intoleransi yang dialami GKI Yasmin harus berdasarkan pada putusan Mahkamah Agung (MA).

Melalui putusan Peninjauan Kembali (PK) Nomor 127 PK/TUN/2010, MA menyatakan status Izin Mendirikan Bangunan (IMB) GKI Yasmin sah.

“Ini bukan hanya menyangkut kami, tapi juga bagaimana nasib minoritas-minoritas lainnya yang bahkan IMB-nya pun masih dalam proses yang dipersulit,” pungkasnya.

Baca juga: Kasus GKI Yasmin, Bima Arya: Penyelesaian Sudah Ada, Insya Allah Disepakati Bulat Semua Pihak

Kasus GKI Yasmin sudah terjadi sejak 2010 silam. Pangkal permasalahan tersebut adalah penolakan sejumlah masyarakat mengenai keberadaan gereja.

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) telah memenangkan GKI Yasmin dalam sengketa tersebut.

Namun, Diani Budiarto, Wali Kota Bogor saat itu, justru mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 645.45-137 Tahun 2011 tentang Pencabutan IMB GKI Yasmin pada 11 Maret 2011.

Baca juga: Bima Arya: Konflik GKI Yasmin Jadi Ujian Citra Toleransi Kota Bogor

Hingga kini upaya penyelesaian kasus masih terus dilakukan. Wali Kota Bogor Bima Arya mengklaim upaya penyelesaian sudah mendapatkan titik terang.

Ia menargetkan permasalahan GKI Yasmin dapat dituntaskan pada 2021.

“Insya Allah ujung terowongan sudah kelihatan, penyelesaian sudah ada dan insya Allah disepakati bulat semua pihak,” ujar Bima dalam webinar bertajuk Promosi Toleransi dan Penghormatan terhadap Keberagaman di Tingkat Kota, yang digelar Setara Institute, Kamis (8/4/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com