JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dan jajaran DPP PKS menggelar silaturahim ke Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Senin (3/5/2021).
Pada kunjungan tersebut, Syaikhu menegaskan bahwa PKS tetap konsisten memperjuangkan janji politik pada Pemilu 2019 yakni memperjuangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama.
"PKS siap untuk menyuarakan kepentingan umat di parlemen dalam bentuk UU. Mohon doa dan dukungannya, saat ini kami sedang memperjuangkan RUU Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama sebagai bentuk penghormatan kepada ulama sebagai pewaris para nabi," kata Syaikhu dalam keterangannya, Senin.
Baca juga: PKS Dorong RUU Perlindungan Tokoh Agama Masuk Prolegnas 2020-2024
Untuk itu, PKS meminta doa dan dukungan dari DDII dan para ulama dalam memperjuangkan cita-cita menghadirkan UU Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama.
Syaikhu mengatakan, DDII memiliki peran besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Ia pun menyebut beberapa tokoh utama DDII adalah pendiri bangsa seperti Muhammad Natsir, Mohammad Roem, Sjafroedin Prawiranegara, Rasjidi, Burhanuddin Harahap, Prawoto Mangkusasmito, Kasman Singodimedjo.
"Warisan dan kontribusi mereka bukan hanya dirasakan oleh umat Islam tetapi juga oleh seluruh anak bangsa di Indonesia. Bahkan kiprah Mohamad Natsir dengan mosi integralnya mengembalikan NKRI tak bisa dianggap sebelah mata," jelasnya.
PKS juga menyayangkan, ada beberapa tokoh pendiri bangsa yang justru tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Tokoh yang disebut Syaikhu tak masuk dalam kamus tersebut di antaranya Muhammad Natsir, dan K.H. Hasyim Asy'ari.
"Maka kita sangat menyayangkan ketika pahlawan besar seperti M. Natsir, bahkan K.H Hasyim Asy’ari tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Kemendikbud. Ini fatal dan ahistoris," tutur dia.
Lebih lanjut, Syaikhu menuturkan bahwa PKS dan DDII siap bersinergi untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Sebab, ia menilai antara PKS dan DDII memiliki banyak kesamaan perjuangan yakni menyebarluaskan gerakan Islam Rahmatan Lil 'Alamin, meski secara gerakan memiliki fokus masing-masing.
"DDII banyak berkiprah di bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan. Sementara PKS berjuang di dimensi kebijakan publik negara. Saya kira, dua ranah perjuangan DDII-PKS bisa saling mengisi dan menguatkan satu dengan yang lainnya," papar Syaikhu.
Sementara itu, Ketua Umum DDII Adian Husaini mengatakan, PKS sebagai partai Islam memiliki visi keislaman dan ke-Indonesia-an yang semakin solid dan siap memimpin kemenangan pada pemilu mendatang.
“Saya berpandangan visi keislaman dan keindonesiaan PKS semakin solid, PKS satu-satunya partai Islam yang paling siap memimpin kemenangan di pemilu 2024,” ujar Adian.
Baca juga: Formappi Pertanyakan Alasan RUU Perlindungan Tokoh Agama-Minuman Alkohol Masuk Prolegnas
Adian menambahkan, pentingnya partai dan organisasi masyarakat (ormas) Islam berada di arus tengah guna menjaga moderasi keberagaman dan menghindari arus liberalisasi agama.
Sebelumnya, PKS diketahui tengah melakukan berbagai kunjungan silaturahmi mulai dari silaturahmi kebangsaan dan silaturahmi keummatan.
Pada kunjungan silaturahmi kebangsaan, PKS telah mengunjungi beberapa partai seperti Partai Demokrat, PDI-P, Partai Golkar, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.