JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) masih menggodok rencana mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Laut Bali.
Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali mengatakan, rencana tersebut harus dipersiapkan dengan matang karena KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 838 meter.
"Ini masih kami diskusikan bagaimana caranya mengangkat, karena kedalamannya ini tidak dangkal ya," ucap Ali dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).
"Ini termasuk yang dalam, lebih dalam dari kejadian kapal selam Argentina, San Juan, ini 838 meter," kata Ali.
Baca juga: TNI AL: Batas Waktu Kelayakan KRI Nanggala-402 Berakhir September 2022
Ali menjelaskan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk mengangkat kapal selam dari bawah laut.
Beberapa metode itu antara lain dengan mengaitkan kapal selam untuk diangkat ke permukaan laut secara perlahan hingga menggunakan bantuan balon udara.
Namun, ia menekankan, metode-metode yang akan digunakan sangat bergantung pada kedalaman laut tempat kapal selam tersebut berada.
"Ini juga sangat mempengaruhi faktor tingkat kesulitan dari pengangkatan kapal tersebut," ujar Ali.
Baca juga: Ahli Pembuat Kapal Selam Dilibatkan dalam Investigasi Tenggelamnya Nanggala-402
Selain soal kedalaman, kondisi kapal yang tenggelam juga berpengaruh pada upaya mengangkat kapal.
"Kalau sudah hancur agak sulit mungkin untuk mengangkat, mungkin angkatnya seperti Kursk (kapal selam Rusia) itu, dia dirusak sekalian tapi dia bisa terangkat sebagian besar," kata dia.
Ia menambahkan, upaya mengangkat kapal selam dari bawah laut juga membutuhkan kerja sama dengan negara-negara lain, berkaca dari upaya Rusia saat mengangkat kapal selam Kursk yang tenggelam pada 2000 lalu.
"Selain dengan asetnya sendiri, dibantu oleh aset dari luar, itu negara sekelas Rusia yang sudah membuat kapal selam dan mengoperasikan kapal selam," ujar Ali.
Baca juga: TNI AL Enggan Libatkan Pengamat dalam Investigasi KRI Nanggala-402