JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengaku enggan berspekulasi terhadap kondisi para awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang dan tenggelam di perairan Utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021).
Ia tak bisa memastikan bagaimana kondisi dari 53 awak kapal selam buatan Jerman tahun 1979 itu, setelah lebih dari 72 jam dinyatakan hilang dan kemudian tenggelam.
"Kita tidak bisa melihat bagaimana korban, karena belum ketemu salah satu korbannya. Jadi kita tidak bisa duga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya," kata Yudo dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Pihaknya juga mengaku belum dapat memastikan terkait berapa persen angka harapan hidup para awak kapal selam itu.
Baca juga: TNI Nyatakan KRI Nanggala 402 Masuk Fase Tenggelam, Evakuasi Medis Awak Kapal Disiapkan
Namun, ia mempersilakan semua pihak menganalisis sendiri bagaimana kondisi awak kapal berdasarkan penemuan sejumlah benda yang diyakini milik KRI Nanggala-402.
"Tentunya dengan ada barang-barang ini silakan rekan-rekan evaluasi sendiri," ujarnya.
Adapun sejumlah benda yang diyakini milik KRI Nanggala-402 itu di antaranya pelurus tabung torpedo, pembungkus atau pipa pendingin bertuliskan Korea, botol berwarna oranye yang berguna untuk pelumasan naik turunnya periskop kapal selam.
Yudo melanjutkan, TNI AL juga menemukan alas peralatan sholat yang biasa digunakan para ABK KRI Nanggala-402, sponge penahan panas, dan tumpahan solar.
"Barang-barang ini tidak dimiliki oleh umum. Dan di sekitar radius 10 mil, tidak ada kapal lain yang melintas. Kemudian para ahli yang dalam ini mantan ABK KRI Nanggala dan juga komunitas kapal selam diyakini bahwa ini adalah barang-barang milik KRI Nanggala," tutur Yudo.
Baca juga: KSAL: KRI Nanggala-402 Alami Keretakan, Bukan Ledakan
Dengan penemuan tersebut, saat ini pihaknya menaikkan status KRI Nanggala-402 daru submiss (hilang) menjadi subsunk (tenggelam).
"Dengan adanya bukti-bukti otentik yang kini diyakini milik KRI Nanggala, pada saat ini kita isyaratakan untuk (naik) dari submiss kita tingkitkan menuju fase subsunk," ujar Yudo dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV pada Sabtu (24/4/2021).
"Pada fase subsunk nanti akan kita siapkan untuk evakuasi medis terhadp ABK yang kemungkinan masih selamat. Kita evakuasi baik nanti ke Surabaya atau nanti ke Banyuwangi nanti akan kita lanjutkan ke proses berikutnya," lanjutnya.
KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Utara Pulau Bali pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 04.25 WIB.
Baca juga: Panglima TNI: Tumpahan Minyak dan Serpihan Ditemukan, Bukti Fase Tenggelam KRI Nanggala
Kapal ini sedianya dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis (22/4/2021).
Latihan ini rencananya dihadiri langsung Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Akan tetapi, akibat peristiwa ini memaksa latihan tersebut dibatalkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.