JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan menyatakan, seorang terduga teroris yang ditembak mati di Makassar karena melawan polisi secara agresif.
Ramadhan mengatakan, terduga teroris berinisal MT (49) itu, mengacung-acungkan dua pedang kepada polisi saat akan ditangkap, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Puluhan Napi Teroris di Lapas Gunung Sindur Ucapkan Ikrar Setia Pancasila
"Saat melakukan penangkapan, tanpa diduga, salah satu terduga, MT (49), melakukan perlawan dengan sangat agresif dengan membawa atau mengacungkan dua pedang cukup panjang dan melakukannya membabi buta terhadap petugas," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Karena tindakannya tersebut, tim Densus 88 Polri akhirnya menembak MT sehingga meninggal dunia. Densus 88 Polri pun mengamankan dua parang milik MT sebagai barang bukti.
Ramadhan menjelaskan, MT masih terkait dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, L dan YSF.
MT juga merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang mengikuti kelompok kajian "Villa Mutiara".
Baca juga: Kalapas Gunung Sindur: Napi Teroris Awalnya Hormat Bendera Saja Tidak Mau
"Keterlibatan MT adalah merupakan anggota JAD Makassar komplotan Villa Mutiara yang tentu terkait dengan pelaku bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini di Katedral," ujarnya.
Menurut Ramadhan, hingga saat ini, polisi sudah berhasil mengamankan 31 terduga teroris di Makassar dan sekitarnya pasca-bom bunuh diri di Gereja Katedral yang terjadi pada 28 Maret 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.