Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Minta WNI di AS Lapor Jika Alami Kekerasan Rasial

Kompas.com - 29/03/2021, 11:35 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Atase Kepolisian Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC, Brigjen Polisi Ary Laksmana Widjaja meminta masyarakat Indonesia di AS untuk mengambil langkah cepat jika menjadi korban kekerasan.

Langkah itu bisa berupa tindakan preemptif, preventif, hingga pelaporan.

Hal ini Ary sampaikan merespons meningkatnya tindak kekerasan, diskriminasi, dan ujaran bermotif rasial yang terjadi di AS akhir-akhir ini.

“Apabila menjadi korban kekerasan, minta bantuan warga di sekitar tempat kejadian, dan segera telepon 911," kata Ary melalui keterangan tertulis, Senin (29/3/2021).

Warga yang mengalami tindak kekerasan juga diminta untuk segera melapor ke perwakilan RI terdekat. Ary berjanji pemerintah akan memberikan pendampingan kepada korban.

Di saat bersamaan, Ary meminta warga Indonesia di AS untuk berani dan saling melindungi dalam menghadapi situasi ini.

Baca juga: 2 WNI di AS Jadi Korban Kekerasan Rasial, KJRI New York Hubungi Wali Kota Philadelphia

"Laporkan juga kepada Perwakilan RI terdekat agar dapat kami bantu secepatnya dan berikan pendampingan” ujar Ary.

"Ayo berani dan saling melindungi," tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler (Protkons) KBRI Washington DC, Gustaav Ferdinandus menyebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah meminta pemerintah AS untuk memberikan perhatian khusus dan serius dalam menjamin keselamatan dan keamanan WNI di AS.

KBRI, kata Gustaav, juga telah menyiapkan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menyikapi situasi terkini di AS.

"Selain itu, Perwakilan RI di AS baik KBRI maupun KJRI memiliki hotline yang dapat dihubungi oleh masyarakat Indonesia setiap saat, 7 hari 24 jam,” ujar Gustaav.

Untuk diketahui, dua WNI menjadi korban kekerasan fisik dan verbal ketika sedang menunggu kereta di Stasiun City Hall, Philadelphia, AS, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Pernah Luapkan Amarah Soal Isu Rasial dan Islamophobia, Pelaku Penembakan Colorado Disebut Punya Gangguan Mental

Kedua korban yang berusia remaja tersebut mengatakan kepada NBC, saat menunggu kereta tiba-tiba sekelompok remaja lain datang dengan mengucapkan kata-kata kasar dan menampar wajah mereka.

Salah satu korban tersebut meyakini serangan tersebut bermotif raisal, karena ada sekitar 15-20 orang di stasiun itu, tetapi hanya mereka yang diserang.

Serangan terhadap WNI ini terjadi di tengah maraknya sentimen anti-Asia di Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir.

Saat ini kepolisian yang berwenang di Philadelphia sedang menyelidiki rekaman dari CCTV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com