Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Ledakan di Gereja Katedral Makassar

Kompas.com - 29/03/2021, 10:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengutuk keras terjadinya ledakan yang diduga bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).

Herman mendorong aparat kepolisian bekerja cepat mengidentifikasi pelaku ledakan tersebut.

"Peristiwa seperti ini jelas menjadi duka mendalam bagi kita semua sebagai bangsa. Saya mendengar juga ada beberapa korban luka yang telah dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit. Saya harap mereka bisa mendapatkan pertolongan terbaik dan kita berdoa agar mereka bisa segera pulih," kata Herman dalam keterangannya, Minggu (28/3/2021).

Menurutnya, tidak ada sikap yang pantas diberikan kepada pelaku selain mengutuk keras perbuatan tidak manusiawi yang mereka lakukan.

Untuk itu, politisi PDI-P ini mendorong Polri khususnya Polda Sulawesi Selatan bekerja cepat mengidentifikasi pelaku dan afiliasinya.

Baca juga: Paus Fransiskus Doakan Korban Bom Katedral Makassar saat Minggu Palma

"Untuk bisa dilakukan tindakan hukum yang tegas terhadap mereka atau siapapun yang hendak merusak keamanan serta kerukunan hidup beragama di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Herman juga mendorong pihak kepolisian bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mengantisipasi serta mencegah kejadian serupa terulang di masa yang akan datang.

"Tindakan teror seperti ini tak bisa dibiarkan tanpa tindakan tegas, tapi yang juga tak kalah penting adalah merumuskan langkah antisipasi serta pencegahan agar tak ada kejadian atau korban serupa di masa yang akan datang," nilai dia.

Ia berpandangan, negara memiliki kewajiban menciptakan rasa aman kepada setiap warganya. Oleh karena itu, ia berharap kepolisian dan lembaga terkait seperti BNPT dapat bekerja sama mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terjadi kembali.

Di sisi lain, Herman berharap umat Kristiani tidak terpancing dengan kejadian tersebut atau takut untuk beribadah.

Dia juga berharap, masyarakat tidak perlu menyebarkan gambar atau video ledakan maupun korban agar tidak menimbulkan ketakutan sebagaimana harapan pelaku teror.

Baca juga: Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian, Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden

"Saya berharap masyarakat Indonesia, khususnya warga Kristiani, tidak terpancing dengan kejadian ini. Percayakan penyelidikan dan penindakannya kepada aparat yang berwajib," tuturnya.

"Tentu kita semua prihatin, apalagi mengingat teror biadab ini terjadi menjelang Hari Raya Paskah pada pekan depan. Tapi, jangan sampai umat Kristiani sampai menjadi takut beribadah karenanya dan ini yang betul-betul harus dipastikan oleh pihak kepolisian," sambung dia.

Herman mengajak semua masyarakat agar bersama menunjukkan bahwa Indonesia bersatu menghadapi siapapun yang mencoba merusak kerukunan beragama.

Diketahui, sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, sekitar pukul 10.30 Wita.

Polisi menduga kasus ini sebagai aksi teror bom bunuh diri. Korban luka akibat bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sebanyak 20 orang.

Hingga kini, para korban masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit. Diketahui, tidak ada pihak gereja atau jemaat yang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com