JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Soedjatmiko mengatakan, pihaknya masih menanti laporan resmi atas uji klinis vaksin Sinovac terhadap anak-anak.
Menurutnya saat ini data mengenai klaim atas uji klinis itu masih sangat minim.
"Tunggu laporan resmi lengkap dan rinci hasil uji klinis pada anak di jurnal ilmiah internasional, bukan dari berita-berita," ujar Soedjatmiko saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (26/3/2021).
"Karena datanya sangat minim sehingga tidak bisa disimpulkan," lanjutnya.
Baca juga: Sinovac Sebut Vaksinnya Aman untuk Anak, Kemenkes Tunggu Rekomendasi IDAI dan ITAGI
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya pun masih menanti hasil uji klinis secara keseluruhan terhadap anak-anak.
"Kita tunggu dulu hasil uji klinis dan kajian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta rekomendasi dari ITAGI, " ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (25/3/2021).
Sebagaimana diketahui, Sinovac telah mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 mereka aman dan efektif untuk anak-anak usia 3-17 tahun.
Hal tersebut berdasarkan data awal dari uji klinis yang mereka lakukan baru-baru ini.
Direktur medis Sinovac, Gang Zeng mengatakan, uji klinis tahap awal dan menengah dengan lebih dari 550 subyek menunjukkan, vaksin tersebut akan memicu respons kekebalan.
Dua penerima vaksin mengalami demam tinggi sebagai respons terhadap vaksin, satu anak berusia 3 tahun, dan yang lainnya berusia 6 tahun.
“Sementara subyek uji coba lainnya mengalami gejala ringan,” kata Zeng dalam siaran pers, Senin (22/3/2021).
Baca juga: 16 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Indonesia
“Menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan akan menghasilkan respons imun yang berpotensi berguna terhadap SARS-CoV-2, tentu sangat disambut baik,” kata Eng Eong Ooi, seorang profesor di sekolah Kedokteran Duke NUS, Singapura, yang ikut memimpin pengembangan vaksin Covid-19.
Namun, dia mengatakan, data yang dipresentasikan kepada publik oleh perusahaan belum cukup untuk memberikan jawaban yang pasti atas temuan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.