Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Rakernas PKS, Syaikhu Sampaikan Lima Visi Kepemimpinan Nasional

Kompas.com - 18/03/2021, 13:23 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyampaikan lima visi kepemimpinan nasional dalam pidato politik pada penutupan Rapat Kerja Nasional PKS, Kamis (18/3/2021).

Syaikhu mengatakan, lima visi itu merupakan warisan para pendiri bangsa dalam Pancasila yang patut dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, kita harus menjadikan visi kepemimpinan nasional ini sebagai moral compass dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang melilit bangsa ini," kata Syaikhu dalam pidatonya, Kamis.

Baca juga: Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode, PKS: Demokrasi Semakin Mundur

Syaikhu menyampaikan, visi pertama yakni visi ketuhanan. Bangsa Indonesia lahir sebagai bangsa yang religius, yakni bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan.

Oleh karena itu, jika ada kebijakan yang memarginalkan atau menghilangkan peran agama, kata dia, itu adalah tindakan yang mengkhianati visi ketuhanan.

Visi kedua yakni visi kemanusiaan yang artinya negara wajib memanusiakan manusia, menjaga harga diri dan martabat manusia, serta melindungi hak-hak asasi manusia di atas kepentingan ekonomi.

"Pemimpin yang memiliki visi kemanusiaan akan meyakini bahwa dalam mengendalikan pandemi, negara harus lebih mengutamakan keselamatan jiwa warganya dibandingkan memacu pertumbuhan ekonomi," ujar Syaikhu.

Baca juga: F-PKS Layangkan Surat Minta Penjualan Saham Perusahan Bir Dibahas DPRD DKI

Visi ketiga adalah visi kebangsaan, yakni kepemimpinan harus mempersatukan dan mempersaudarakan, bukan malah memecah belah apalagi mengadu domba.

Menurut Syaikhu, pemimpin yang memiliki visi kebangsaan akan menjadikan Pancasila untuk menyatukan seluruh komponen bangsa.

"Sebaliknya, di tangan pemimpin yang buta visi kebangsaan, Pancasila akan dijadikan alat kekuasaan untuk memberangus kelompok-kelompok yang dianggap mengancam kekuasaan," kata dia.

Selain itu, Syaikhu menyebut Indonesia butuh pemimpin yang dapat membawa perasaan yang sama yaitu satu rasa, satu nasib, dan satu penanggungan.

Visi keempat yakni visi kerakyatan yang artinya Indonesia dibangun dengan semangat gotong royong oleh pendiri bangsa yang mewariskan konsep demokrasi permusyawaratan dan perwakilan.

Baca juga: Presiden PKS Ahmad Syaikhu Akan Sampaikan Sikap Politik Saat Puncak Rakernas

Terkait ini, Syaikhu menyebut wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi maksimal tiga periode merupakan bentuk kemunduran demokrasi.

Adapun visi kelima yakni visi keadilan. Syaikhu mengingatkan, Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan.

Menurut dia, visi keadilan itu juga termanifestasi dalam berbagai bidang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com