JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center Roy Salam berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengembangkan penyidikan kasus dugaan korupsi ekspor benih losber sehingga menemukan tersangka baru.
"KPK perlu mengungkap tuntas karena di situ dalam ruang-ruang gelap tadi ada aktor-aktor penting yang memang baik itu aktor politisinya, regulatornya masih ada," kata Roy dalam diskusi daring, Rabu (17/3/2021).
Roy mengatakan, ekspor benih lobster memang lebih menggiurkan dibanding ekpor lobster dewasa mengingat harga lobster benih lebih mahal dibanding lobster dewasa.
Baca juga: Pemerintah Diminta Cabut Kebijakan Ekspor Benih Lobster
Oleh karena itu, kemungkinan erjadinya korupsi di bidang ekspor benih lobster menjadi lebih besar.
"Karena dari angka total bahwa tahun 2019 tahun 2020 itu rata-rata sekitar 7 juta, dibandingkan dengan benur yang sampai puluhan juta," ujar dia.
"Kalau hanya dalam lingkaran suapnya menteri saja maka tidak menuntup kemungkinan jika kebijakan ekspor benur masih tetap jalan, korupsi itu tidak akan berhenti," ucap dia.
Adapun dalam kasus korupsi ekspor benih lobster, KPK telah menetapkan tujuh tersangka, termasuk mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Baca juga: KPK Periksa Edhy Prabowo Terkait Bank Garansi bagi Eksportir Benih Lobster
Edhy diduga menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benur menggunakan perusahaan forwarder dan ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp 9,8 miliar.
Selain itu, Edhy diduga menerima 100.000 dollar Amerika Serikat dari tersangka Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito melalui staf khusus Edhy dan sekretaris pribadinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.