JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Hakim Albertus Usada mempertanyakan kualifikasi Effendi Gazali sebagai penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Rabu (3/3/2021).
Adapun, alasan pertanyaan itu dilontarkan yakni karena sepengetahuan Hakim, Effendi adalah pakar komunikasi politik.
Menanggapi hal itu, Effendi menjelaskan, adanya tim komunikasi adalah sesuai permintaan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan di KKP.
"Bachtiar Aly bersama saya (Effendi Gazali) pada bidang Komunikasi Publik. Presiden memang meminta Menteri untuk meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan kelautan dan perikanan," kata Effendi kepada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Hakim Pertanyakan Kualifikasi Effendi Gazali Jadi Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan
Effendi menyebut ada banyak nama untuk menjadi penasihat Menteri KKP sesuai kualifikasi masing-masing.
Misalnya, dia memaparkan, Hasjim Djalal (Bidang Hukum Laut & Diplomasi Maritim), Hikmahanto Juwana (Bidang Hukum Internasional) dan Rokhmin Dahuri (Bidang Daya Saing SDM, Inovasi Teknologi dan Riset).
Selain itu, ada nama Martani Huseini (Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan), Jamaluddin Jompa (Bidang Ekologi Kelautan) dan Nimmi Zulbainarni (Bidang Sosial-Ekonomi) dan lain-lain.
Effendi mengatakan, sejak kecil saat tinggal di daerah pantai ia sudah tertarik dengan dunia kelautan dan perikanan. Pada 2010, dia mendukung budidaya karapu dengan sistem Keramba Jaring Apung.
Baca juga: Kasus Edhy Prabowo, KPK Panggil Direktur Produksi dan Usaha Perikanan Budidaya KKP
Kemudian, pada 2011, ia mengaku aktif dalam kepengurusan beberapa asosiasi dan budidaya koi.
"Antara lain sebagai Ketua Panitia Kontes Koi 'Pray For Japan' (2011), dan membantu Panitia 'Asia Young Koi Show 2012'," ucap Effendi.
Lebih lanjut, Effendi mengatakan, dirinya juga aktif dalam asosiasi sidat bersama Profesor Martani Huseini, Chalid Muhammad dan Chandra Motik saat ada pertemuan nelayan nasional.
Kemudian, pada tahun 2019, Effendi mulai tertarik meneliti lobster. Agustus 2019, Effendi menyebut sudah melakukan penelitian pangsa pasar sesungguhnya lobster di China .
"Kemudian melakukan penelitian semacam batu ozon alam untuk hatchery di Fukuoka Jepang (12-16 November 2019)," kata Effendi.
"Berlanjut dengan penelitian benih lobster dan budidaya di Vietnam (22-26 November 2019). Kemudian meneliti pelet lobster yang mulai diproduksi di Philipina," ucap dia.
Baca juga: Mantan Dirjen di KKP Beberkan Sejumlah Kejanggalan Ekspor Benih Lobster