Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipertanyakan Hakim soal Kualifikasi Jadi Penasihat Menteri KKP, Ini Penjelasan Effendi Gazali

Kompas.com - 04/03/2021, 13:43 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Hakim Albertus Usada mempertanyakan kualifikasi Effendi Gazali sebagai penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Rabu (3/3/2021).

Adapun, alasan pertanyaan itu dilontarkan yakni karena sepengetahuan Hakim, Effendi adalah pakar komunikasi politik.

Menanggapi hal itu, Effendi menjelaskan, adanya tim komunikasi adalah sesuai permintaan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan di KKP.

"Bachtiar Aly bersama saya (Effendi Gazali) pada bidang Komunikasi Publik. Presiden memang meminta Menteri untuk meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan kelautan dan perikanan," kata Effendi kepada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Hakim Pertanyakan Kualifikasi Effendi Gazali Jadi Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan

Effendi menyebut ada banyak nama untuk menjadi penasihat Menteri KKP sesuai kualifikasi masing-masing.

Misalnya, dia memaparkan, Hasjim Djalal (Bidang Hukum Laut & Diplomasi Maritim), Hikmahanto Juwana (Bidang Hukum Internasional) dan Rokhmin Dahuri (Bidang Daya Saing SDM, Inovasi Teknologi dan Riset).

Selain itu, ada nama Martani Huseini (Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan), Jamaluddin Jompa (Bidang Ekologi Kelautan) dan Nimmi Zulbainarni (Bidang Sosial-Ekonomi) dan lain-lain.

Effendi mengatakan, sejak kecil saat tinggal di daerah pantai ia sudah tertarik dengan dunia kelautan dan perikanan. Pada 2010, dia mendukung budidaya karapu dengan sistem Keramba Jaring Apung.

Baca juga: Kasus Edhy Prabowo, KPK Panggil Direktur Produksi dan Usaha Perikanan Budidaya KKP

Kemudian, pada 2011, ia mengaku aktif dalam kepengurusan beberapa asosiasi dan budidaya koi.

"Antara lain sebagai Ketua Panitia Kontes Koi 'Pray For Japan' (2011), dan membantu Panitia 'Asia Young Koi Show 2012'," ucap Effendi.

Lebih lanjut, Effendi mengatakan, dirinya juga aktif dalam asosiasi sidat bersama Profesor Martani Huseini, Chalid Muhammad dan Chandra Motik saat ada pertemuan nelayan nasional.

Kemudian, pada tahun 2019, Effendi mulai tertarik meneliti lobster. Agustus 2019, Effendi menyebut sudah melakukan penelitian pangsa pasar sesungguhnya lobster di China .

"Kemudian melakukan penelitian semacam batu ozon alam untuk hatchery di Fukuoka Jepang (12-16 November 2019)," kata Effendi.

"Berlanjut dengan penelitian benih lobster dan budidaya di Vietnam (22-26 November 2019). Kemudian meneliti pelet lobster yang mulai diproduksi di Philipina," ucap dia.

Baca juga: Mantan Dirjen di KKP Beberkan Sejumlah Kejanggalan Ekspor Benih Lobster

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com