Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Pastikan Nilai Uang yang Diwakafkan Akan Terjaga

Kompas.com - 04/03/2021, 10:53 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan nilai uang yang diwakafkan dan terhimpun melalui gerakan nasional wakaf uang (GNWU) bakal terjaga.

Sebab, kata dia, nilai uang yang diwakafkan tersebut diinvestasikan di portofolio yang aman dan menguntungkan.

"Jadi wakaf uang itu yang akan terhimpun bukan duitnya secara fisik tapi nilainya diinvestasikan di portofolio yang dianggap aman dan menguntungkan," kata Ma'ruf di acara bertajuk Potensi Wakaf Besar tapi Literasinya Rendah yang disiarkan daring, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Wapres Tegaskan Pemerintah Hanya Fasilitator di Gerakan Nasional Wakaf Uang

Ma'ruf mengatakan, wakaf uang bisa lebih fleksibel dan bisa dikembangkan.

Menurut Ma'ruf, dahulu wakaf selalu terfokus pada benda. Sehingga ada pengertian bahwa wakaf harus ada rupanya.

"Tapi sekarang itu, uang itu tidak lagi dalam bentuk fisik bendanya," kata dia.

Pada 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah membuat fatwa yang memperbolehkan wakaf uang.

Termasuk juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang (UU) Wakaf Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang menyatakan bahwa wakaf bisa masuk selain benda tidak bergerak, termasuk pula uang dan surat berharga.

Ma'ruf juga memastikan bahwa penerima wakaf adalah para nazir yang akan menyalurkan uang wakafnya sesuai keinginan para pemberi wakaf.

Baca juga: Soal Wakaf Uang, Wapres: Seharusnya Masyarakat Berterima Kasih pada Pemerintah

"Hasilnya nanti dikembalikan kepada nazir sesuai niat si pemberi wakaf. Apakah untuk pendidikan, sosial, beasiswa, pengembangan ekonomi masyarakat, nanti itu bisa disalurkan sesuai keinginan pemberi wakaf," kata dia.

Ma'ruf menekankan, dalam melaksanakan GNWU, pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator melalui Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Pemerintah menggerakkan wakaf uang karena memiliki potensi yang besar tetapi tidak disadari oleh masyarakat, khususnya umat Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan 'Amicus Curiae' Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan "Amicus Curiae" Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk "Palu Emas"

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com