Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Mallarangeng Sebut Adu Domba AHY dengan Ibas Merupakan Pengalihan Isu

Kompas.com - 03/03/2021, 15:33 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyebut, upaya adu domba antara ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) merupakan pengalihan isu.

Menurut Andi, upaya itu dilakukan untuk mengalihkan perhatian masyarakat mengenai siapa sebenarnya di balik gerakan pengambilalihan atau kudeta internal partai.

"Itu mengalihkan perhatian seakan akan mengadu domba adik (Ibas) dan kakak (AHY). Itu mengalihkan perhatian pada (siapa) pihak luar yang mau mengambil alih itu," ujar Andi dalam diskusi virtual bertajuk Faksionalisasi Partai Politik Menjelang Tahun Politik 2024, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Kader Muda Demokrat Dukung Moeldoko dan Ibas Jadi Pimpinan Partai

Andi mengatakan, Ibas sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat sudah menyatakan mendukung kepemimpinan AHY.

"Mas Ibas kan sudah membantah, dan mengatakan loyal pada AHY," tegas Andi.

Andi juga menampik anggapan bahwa dugaan kudeta di Partai Demokrat hanya isu yang dilemparkan untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat.

Ia menyebut upaya kudeta itu memang terjadi. Sikap Partai Demokrat membuka isu tersebut agar publik menilai sendiri mengenai apa yang terjadi di internal partai.

"Kalau sekarang Demokrat dapat simpati publik ya kita bersyukur. Tapi kita tidak mendesain, kalau bisa ya lebih baik tidak ada masalah ini," kata dia.

Baca juga: Kudeta Partai Demokrat, Ibas: Jangan Diadu-adu antara Saya dan Mas AHY

Nama Ibas sempat disebut oleh salah satu kader sayap Partai Demokrat yang mendukung adanya kongres luar biasa (KLB), yakni Kader Muda Demokrat (KMD).

Dalam konferensi pers Kamis (25/2/2021), organisasi sayap ini mengusulkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat dan Ibas sebagai Sekretaris Jenderal pada KLB yang rencananya dilaksanakan pada Maret ini.

Pada hari yang sama, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta agar jangan ada pihak yang mengadu AHY dan Ibas.

"Jangan mengadu domba antara Mas AHY dan Mas Ibas. Hubungan mereka sangat-sangat baik selama ini, dan sangat solid dalam membangun Partai Demokrat. Sangat jahat sekali mencoba memfitnah dan membuat hoaks," tegas Herzaky.

Baca juga: Hadapi Isu Gerakan Kudeta di Demokrat, SBY Turun Gunung

Adapun upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers pada Senin (1/2/2021) lalu.

Saat itu AHY menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinan di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa. Kemudian menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.

Pihak Partai Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader.

Sejumlah nama yang mencuat yakni Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.

Moeldoko telah membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com