Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 DPR Inspeksi Kantor BPOM, Pastikan Proses Pemantauan dan Pengujian Vaksin Covid-19

Kompas.com - 24/02/2021, 15:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Covid-19 Dewan Perwakilan Rakyat RI (Satgas Covid-19 DPR RI) melakukan inspeksi ke kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Rabu (24/2/2021).

Inspeksi digelar oleh Satgas Covid-19 DPR untuk memastikan proses pemantauan dan fase pengujian vaksin Covid-19 sudah dijalankan dengan benar sehingga siap diedarkan.

"Kami datang untuk mengetahui dan menyerap informasi proses-proses yang dilakukan di BPOM terhadap vaksin-vaksin yang pada saat ini sedang dilakukan uji coba untuk diedarkan pada masyarakat," kata Ketua Satgas Covid-19 DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dalam siaran pers, Rabu.

Baca juga: 2 Alasan Ahli Minta Pemerintah dan BPOM Menghentikan Vaksin Nusantara

Dasco menuturkan, dalam inspeksi kali ini, BPOM memberikan penjelasan dan menunjukkan proses yang telah dijalani.

Satgas Covid-19 DPR RI pun memberi apresiasi kepada BPOM yang selama ini telah melakukan pengawalan dengan kerja keras dan sungguh-sungguh.

Beberapa vaksin yang ditunjukkan proses pemantauan dan uji di BPOM antara lain Coronavac, Vaksin Covid-19 Biofarma, Vaksin Merah Putrih, dan Astrazeneca.

"Ada beberapa yang sudah fase pengujian sudah memasuki tahap akhir, sebagian juga sudah ada yang selesai dan sudah bisa diedarkan di masyarakat dalam waktu dekat," ujar Dasco.

Baca juga: BPOM Segera Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Astrazeneca

Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, pihaknya telah melaporkan vaksin-vaksin yang sedang masuk tahap uji klinis kepada tim Satgas Covid-19 DPR RI.

Ia menambahkan, ada tiga vaksin yang penggunaannya sudah memperoleh izin yakni Coronvac, vaksin Covid-19 Biofarma, dan AstraZeneca.

"Dalam waktu dekat ada beberapa vaksin lagi, termasuk vaksin mandiri. Yang belum, kami akan siapkan data dari pengembangnya dan pendalaman," kata Penny.

Di samping itu, Penny menyebut proses pembuatan Vaksin Nusantara masih belum melangkah lebih jauh karena masih dalam tahap awal untuk pengujian di BPOM.

"Mengenai proses sejauh apa, masih akan didiskusikan dengan tim peneliti, nanti akan ada waktunya akan kami sampaikan kepada masyarakat perkembangannya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com