Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan JK Undang Taliban Makan ke Rumahnya: Dalam Rangka Perdamaian Afghanistan

Kompas.com - 24/02/2021, 13:37 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menceritakan perjalanannya dalam upaya mengakhiri konflik antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban yang telah berlangsung sekian lama.

Seperti diketahui, dalam jamuan di Gulkhana Palace, Kompleks Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, 24 Desember 2020, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta JK untuk memimpin perundingan damai tersebut. 

Kalla mengatakan, dirinya mengundang perwakilan Taliban ke kediamannya di Jakarta untuk membicarakan rencana mengakhiri konflik di Afghanistan.

"Jadi saya undang Taliban ke sini, makan di rumah ini," ujar Kalla dalam program Beginu yang tayang di kanal YouTube Kompas.com, Senin (22/2/2021).

Baca juga: JK Siap Memediasi Pemerintah Afghanistan dengan Kelompok Taliban

Kalla menyadari bahwa kedatangan perwakilan Taliban ke kediamannya bukan tanpa risiko.

Hal itu terbukti dengan munculnya anggapan bahwa Kalla secara personal mendukung kiprah Taliban.

Sebab, Amerika Serikat sebelumnya telah mengecap Taliban sebagai organisasi gerakan teroris.

Anggapan ini tidak ia hiraukan. Ia tak punya waktu untuk mengurusi segala persepsi sejumlah pihak.

Ia hanya tetap menginginkan supaya niatnya untuk bisa mendamaikan konflik di Afghanistan terwujud.

"Bahwa Amerika itu menganggap teroris, ya terserah Amerika. Bagi dia (Taliban), menganggap dirinya pejuang. Jangan kita ikuti pandangan Amerika saja atau pandangan NATO. Justru Amerika itu menduduki negara Afghanistan sama dengan Uni Soviet dulu menduduki Afghanistan," kata Kalla.

Baca juga: Cerita Jusuf Kalla Selesaikan Konflik Aceh: Pada Akhirnya Semua Menang...

Dalam upaya mendamaikan konflik di Afghanistan, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menggunakan prinsipnya, yakni mengabaikan semua persepsi.

Prinsip ini juga yang dijalankannya ketika berhasil mengakhiri konflik horizontal di Poso dan Ambon, ataupun konflik vertikal yang melibatkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh.

Baginya, untuk menciptakan perdamaian, tidak bisa diwujudkan hanya tergantung persepsi seseorang. Justru, yang harus diutamakan adalah membicarakan kenyataan.

"Kita tidak bisa bicara dengan persepsi, tapi bicara dengan kenyataan bahwa kenyataannya dua (Pemerintah Afghanistan dan Taliban) pihak ini saling bunuh-membunuh, saling konflik, saling perang, banyak rakyat Afghanistan menjadi korban, itu kan namanya ketertiban dunia," kata Kalla.

Baca juga: Korban Sipil Konflik Afghanistan-Taliban 2020 Capai 8.820, Meningkat Setelah Pembicaraan Damai

Kalla menambahkan bahwa dirinya tidak mempunyai urusan sama sekali dengan jalan pikiran Taliban.

Ia hanya menginginkan supaya perang betul-betul berakhir.

Karena keinginan itulah, Kalla kemudian benar-benar berhasrat mengenal lebih dekat dengan Taliban.

"Anda tidak bisa mendamaikan suatu negara, suatu suku, suatu orang, tanpa mengenal dua belah pihak," tegas Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com