JAKARTA, KOMPAS.com – Hubungan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan Partai Demokrat yang dibesut Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah memanas.
Hal itu dipicu oleh tudingan putra sulung SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY).
AHY menyatakan ada seorang pejabat Istana Kepresidenan yang terlibat dalam upaya melengserkannya dari kursi pimpinan tertinggi partai. Pejabat Istana yang dimaksud AHY ialah Moeldoko.
Baca juga: Moeldoko Disebut Ingin Kudeta AHY, Bagaimana Peluangnya Menilik AD/ART Demokrat?
Moeldoko pun tak tinggal diam mendengar tudingan tersebut. Ia meresponsnya dan membantah terlibat dalam upaya mengudeta AHY dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Ia bahkan menyindir AHY agar menjadi pemimpin yang berjiwa kuaat dan tak mudah terbawa perasaan atau baper.
Kendati kini hubungan Moeldoko dengan eks Ketua Umum sekaligus pendiri Partai Demokrat SBY merenggang lantaran ia dituding oleh AHY hendak merebut kekuasaan, sedianya mantan Panglima TNI itu pernah sangat dekat dengan Presiden keenam RI tersebut.
Awal kedekatan Moeldoko dan SBY
Kehangatan hubungan SBY dan Moeldoko dimulai saat penunjukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada Mei 2013.
Saat itu SBY resmi menunjuk Moeldoko sebagai KSAD menggantikan adik iparnya Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun.
Baca juga: Demokrat Tuding Moeldoko Lakukan Upaya Terstruktur dan Sistematis, Ini Penjelasannya
Penunjukan sebagai jenderal bintang empat TNI ini menjadi modal awal bagi Moeldoko dalam meniti karirnya di militer dan politik.
Selang tiga bulan setelahnya, SBY mengajukan nama Moeldoko sebagai calon Panglima TNI ke DPR untuk menggantikan Agus Suhartono yang akan segera pensiun.
Penunjukan Moeldoko sebagai Panglima TNI membuat hubungannya dengan SBY kian harmonis. Bahkan saat menjabat Panglima TNI, Moeldoko pernah mengusulkan SBY mendapatkan anugerah Jenderal Besar TNI.
Ia menilai SBY layak mendapatkan gelar tersebut lantaran semangatnya yang besar dalam memodernisasi dan mereformasi TNI.
“Semangat yang kuat dari Bapak Presiden membangun kekuatan TNI yang andal, kami bersepakat tidak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan anugerah Jenderal Besar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id pada 9 Januari 2014.
Baca juga: Kalau Moeldoko Mau Jadi Capres Partai Demokrat, Bikin Kartu Anggota Dahulu
Setelah pensiun dari TNI, hubungan Moeldoko dan SBY pun tetap baik meskipun keduanya sama-sama berkecimpung di dunia politik.
Usai berdinas di TNI, Moeldoko mulai terjun ke dunia politik dengan menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Hingga akhirnya Moeldoko ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat Kepala Kantor Staf Presiden pada 2018.
Mulai merenggang
Hubungan Moeldoko dan SBY mulai merenggang saat masa kampanye Pilpres 2019. Saat itu muncul pemberitaan tentang keterlibatan SBY dalam skandal Bank Century.