Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CISDI: Sulit bagi Pemerintah Cepat Membalik Keadaan Saat Pandemi Covid-19 Jadi Lebih Baik

Kompas.com - 25/01/2021, 21:25 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Strategist for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Yurdhina Meilissa mengatakan, akan sulit bagi pemerintah untuk bisa membalikkan kondisi pandemi Covid-19 menjadi lebih baik.

Penilaian ini berdasarkan kasus Covid-19 yang terus naik dan tingkat keterisian rumah sakit (RS) yang semakin meningkat. 

"Akan sangat sulit sekali bagi pemerintah bisa secara cepat membalik keadaan. Sebab, menambah kapasitas RS itu tidak segampang yang dibicarakan," ujar Yurdhina dalam konferensi pers daring bertajuk "Lindungi Hak Kesehatan Warga dan Keamanan Pelapor", Senin (25/1/2021).

Baca juga: LaporCovid-19 Terima 34 Laporan Kasus Pasien Ditolak Rumah Sakit karena Penuh

Menurut dia, sedianya sudah ada instruksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar rumah sakit meningkatkan proporsi tempat tidur hingga 30 persen untuk pasien Covid-19.

Namun, dalam praktiknya, hal itu sulit dicapai. Selain berbagai kendala di lapangan, kata Yurdhina, instruksi yang diberikan Kemenkes tidak diikuti panduan teknis yang jelas untuk mengatur keluar masuknya pasien di RS rujukan.

"Kondisi inilah yang sering membuat pasien Covid-19 berputar-putar tidak jelas harus menuju ke mana," ucap Yurdhina.

"Ini sebetulnya sebuah pelajaran yang sangat penting. Ini menjadi poin bagaimana pemerintah sebetulnya bisa melibatkan masyarakat sipil untuk mengisi gap data," kata dia.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Pemerintah dan Satgas Covid-19 Didesak Cari Solusi

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku sering menerima keluhan mengenai data kapasitas rumah sakit yang selalu terlihat penuh.

Hal itu ia sampaikan dalam acara penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19, Selasa (12/1/2021).

"Mulai dari tante saya, teman saya, sampai anggota DPR yang terhormat, ada juga dari fraksi partainya Bapak (Johnny G Plate) komplain. Karena bilang enggak pernah tahu (mana rumah sakit yang penuh dan tidak)," kata Budi.

Ia mengatakan, banyak pihak yang mencari tahu tentang ketersediaan rumah sakit dengan cara menelepon langsung salah satu direktur jenderal (dirjen) di Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 di Maluku Diprediksi Februari, Satgas: Rumah Sakit Masih Aman...

Ia pun tengah berusaha memperbaiki kekurangan itu dan membuat dirjen tersebut tidak selalu ditelepon dan ditanya mengenai jumlah kapasitas rumah sakit.

"Karena kalau dilihat di screen, segala macam, enggak pernah dapat. Kalau telepon (Dirjen) Prof Kadir selalu dapat. Jadi teman-teman DPR tahu bahwa IT-nya Kementerian Kesehatan adalah di Prof Kadir," ujar dia.

Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan masih memerlukan bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika agar bisa dengan mudah menerima data-data yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com