JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mayjen TNI Tugas Ratmono menginformasikan, hingga Minggu (24/1/2021), tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta sudah mencapai 84,02 persen .
Kendati demikian, laporan itu kembali turun pada hari ini, Senin (25/1/2021) menjadi 77,63 persen.
“Di rumah sakit Wisma Atlet ini kalau kemarin memang 84,02 persen iya, tapi laporan per pagi tadi kita huniannya nya adalah 77,63 persen,” kata Tugas dalam diskusi di Graha BNPB, Senin (25/1/2021).
Tugas mengatakan, semua penghuninya merupakan pasien kiriman berbagai rumah sakit dan puskesmas dari sejumlah wilayah di Jakarta.
Baca juga: Keterisian Tinggi, Wisma Atlet Minta Kemenkes Tambah Tenaga Medis
“Memang kan ini masih banyaknya dijumpai orang yang tertular di masyarakat sehingga ini pasti akan memberikan peningkatan yang masuk hunian di rumah sakit,” ucap Tugas.
“Jadi hunian dari 5.994 tempat tidur yang tersedia ini, saat ini terhuni adalah 4.653 pasien atau jumlahnya adalah 77,63 persen terisi,” kata dia.
Lebih lanjut, menurut Tugas, meskipun Jakarta saat ini masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan juga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kondisi keterisian di RS Darurat Wimat Atlet masih fluktuatif.
Dalam masa PPKM antar 11 hingga 25 Januari ini misalnya, setidaknya 350 pasien baru masuk ke RSDC Wisma Atlet setiap harinya.
Baca juga: Wali Kota Depok Berharap KSAD Izinkan Wisma Atlet Cilodong Jadi RS Darurat Covid-19
“Fluktuasi memang masih terjadi antara yang masuk dan keluar, ini masih hampir sama lah rata-rata kalau di Wsima Atlet ini antara 350 sampai 400 pasien perhari yang masuk-keluarnya,” kata Tugas.
Lebih jauh, kata Tugas, yang lebih penting, yakni memastikan keterisian fluktuatif keluar-masuknya pasien tersebut diiringi dengan kewaspadaan dengan penanganan yang baik di Wisma Atlet.
Sehingga, pasien yang masuk bisa cepat pulih dan keluar dari Rumah Sakit semakin banyak.
“Kita tetap harus waspada dan harus betul-betul mengantisipasi bagaimana melakukan penanganan dengan baik dan bagaimana mencegah mudah-mudahan pasien pasien ini menjadi tidak lebih berat lagi (sakitnya),” kata Tugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.