Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pulihkan Ekonomi, Sektor Kesehatan Harus Jadi Prioritas Penanganan

Kompas.com - 22/01/2021, 14:04 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sektor kesehatan harus menjadi prioritas penanganan untuk memulihkan ekonomi dari krisis akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, tingkat penularan virus corona harus dapat diredam lebih dahulu agar masyarakat tidak terpapar Covid-19 ketika menjalankan aktivitas perekonomian.

"Global economic crisis ini penyebabnya berbeda dengan (krisis) sebelumnya, karena bukan keuangan awal mulanya," kata Budi, dalam acara Vaksin dan Kita, yang diselenggarakan Komite Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat, dikutip dari tayangan kanal YouTube PRMN SuCi, Jumat (22/1/2021).

"Awal mulanya kesehatan, jadi yang harus dibereskan itu di sektor kesehatannya dahulu," tutur dia.

Baca juga: Menkes Kapok Gunakan Data Kemenkes, akan Pakai Data KPU untuk Basis Vaksinasi Covid-19

Menurut Budi, pandemi Covid-19 hanya bisa direspons dengan penerapan lockdown. Namun di sisi lain, ada sektor ekonomi tidak bisa hidup jika hanya mengandalkan e-commerce.

Pasalnya, tingkat transaksi melalui melalui e-commerce atau pasar digital tidak sebanding dengan pasar konvensional.

"Jadi perdagangan elekronik itu kecil sekali dibandingkan di pasar," ujar Budi.

Tak hanya sektor ekonomi, Budi menilai sektor lainnya, seperti pendidikan dan pemerintahan, akan lebih maksimal jika dilakukan secara tatap muka.

"Jadi ya memang harus selesai dulu urusan kesehatannya agar orang enggak merasa takut," ucap Budi.

Baca juga: Ditanya Konglomerat soal Vaksinasi Mandiri, Menkes: Pastikan Rakyat Dapat secara Gratis

Tahap vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai pada Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo mengatakan, vaksinasi penting untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

Selain memberikan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat, vaksinasi juga diharapkan dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi.

Vaksinasi akan dilakukan kepada 70 persen populasi masyarakat di Indonesia. Artinya, ada 181,5 juta jiwa yang akan disuntik vaksin.

Dengan sasaran vaksinasi tersebut, butuh 426 juta dosis vaksin karena setiap orang harus mendapatkan dua kali suntikan untuk vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Cerita Menkes yang Dapat Banyak Pertanyaan dari CEO dan Konglomerat soal Vaksinasi Mandiri

 

Selain Sinovac, Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan penyedia vaksin Covid-19. Beberapa perusahaan itu antara lain Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan COVAX/GAVI.

Vaksin Novavax dan Pfizer berasal dari Amerika Serikat, sementara AstraZeneca dari Inggris.

Adapun COVAX/GAVI merupakan vaksin yang diinisiasi oleh aliansi vaksin Gavi serta didukung WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman serta sejumlah institusi lain sedang mengembangkan vaksin yang didasarkan pada strain virus di Indonesia, yakni vaksin Merah Putih.

Pemerintah telah menetapkan tahap vaksinasi Covid-19 membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com