Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Stigma Negatif Pasien Covid-19 Masih Melekat Erat di Masyarakat

Kompas.com - 21/12/2020, 15:44 WIB
Irfan Kamil,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Turro Wongkaren mengatakan, hingga saat ini setidaknya ada dua stigma negatif tentang pasien Covid-19 di lingkungan masyarakat.

Hal ini, menurut Turro, membuat banyak pasien Covid-19 tidak mau menjelaskan keluhan yang mereka rasakan. Sehingga, upaya pemutusan penularan virus corona jadi terkendala.

“Pertama, stigma dalam diri sendiri misalnya ada ibu atau bapak yang bekerja, dia khawatir bahwa kalau ada keluarganya yang sakit itu dia yang menyebarkan, jadi self shame gitu ya agak malu kalau dia ternyata menjadi penyebar,” kata Turro dalam diskusi di Graha BNPB, Senin (21/12/2020).

Selain itu, stigma yang kedua yakni yang berasal dari cara pandang masyarakat melihat sesuatu termasuk memandang pasien terpapar virus Covid-19.

Baca juga: Pelaku Usaha Pesta Pernikahan di Padang Enggan Tes Swab, Khawatir Stigma Buruk Covid-19

Menurut Turro, kedua stigma itu sama-sama menyedihkan dan masih melekat erat di lingkungan masyarakat.

Kendati demikian, stigma yang berasal dari cara pandang masyarakat sudah berkurang dibandingkan dengan stigma yang muncul dari diri sendiri.

“Ketakutan-ketakutan yang dari dalam diri sendiri itu yang banyak,” ucap Turro.

Apalagi, menurut Turro masyarakat saat ini sudah jenuh karena terlalu lama merasakan wabah Covid-19.

Ia mengatakan, awal-awal pandemi semua masyarakat merasa takut dan benar-benar menghindari jangan sampai terpapar virus corona dibandingkan dengan saat ini.

Baca juga: Mengintip Isi Raperda Covid-19 DKI: Pelarangan Stigma terhadap Pasien hingga Pengaturan Transportasi Online

“Tapi sekarang kalau saya lihat pelan-pelan masyarakat sudah mulai membuka (diri) ini penyakit (Covid-19) perlu penanganan medis,” kata Turro.

Turro menuturkan, salah satu faktor yang membuat masyarakat lebih berani menghadapi pandemi adalah akibat terdesak tuntutan ekonomi.

Sebab, yang mereka fikirkan adalah bagaimana mencari nafkah jika harus di-isolasi dalam waktu yang tidak sebenar di tempat fasilitas kesehatan.

Hal itu berlaku baik itu bagi kepala rumah tangga maupun ibu rumah tangga yang hanya tinggal di rumah.

“Siapapun juga itu sangat-sangat menyulitkan untuk keluarga mereka terkena Covid-19, karena itu, mereka sedapat mungkin semacam tutup mata ajalah, yaudah lah pokoknya mudah-mudahan enggak kena gitu aja,” ucap Turro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com