JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai, masyarakat sudah memahami pemilu sebagai sarana untuk menyalurkan hak suaranya.
Sehingga, pandemi Covid-19 tidak menghalangi pemilih untuk ikut serta dalam Pilkada 2020.
"Impresi umum berjalannya Pilkada 2020 dengan angka partisipasi yang konon sementara 75 persen memperlihatkan bahwa satu, pemilih Indonesia itu loyal dan kooperatif dalam mendukung agenda elektoral yang diselenggarakan negara," kata Titi dalam Webinar Nasional Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) bertajuk "Evaluasi Pilkada dan Catatan Perbaikan" Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Perludem: UU Pilkada Belum Didesain Adaptif pada Kondisi Pandemi
Meski demikian, ia mengatakan, perlu dikaji lebih lanjut mengenai suara yang telah diberikan apakah berdasarkan dengan kesadaran atas implikasi pada pemilih, masyarakat, atau daerah.
Titi berpendapat, memilih bukan sekadar aktivitas prosedural, melainkan juga memiliki makna substansial.
"Tapi sekali lagi, pemilih kita itu loyal dan kooperatif pada agenda elektoral. Dan ini modalitas demokrasi yang sangat luar biasa. Sehingga kemudian kita tidak bisa mundur ke belakang dengan realita sosial masyarakat kita hari ini bahwa agenda pemilu, agenda demokrasi elektoral sudah menjadi bagian integral dari masyarakat," jelasnya.
Impresi positif ini, lanjut dia, jangan sampai ke depannya justru menimbulkan narasi kontradiktif bahwa masyarakat tidak cocok berpartisipasi dalam Pemilu.
Baca juga: Ini Problematika Berulang yang Terjadi di Pilkada Menurut Perludem
Selain itu, impresi kedua yang dia paparkan menunjukkan, perempuan lebih berkomitmen menggunakan hak pilih daripada laki-laki.
"Dari identifikasi partisipasi pemilih sejauh ini di beberapa daerah. Saya ambil contoh dari 4 kabupaten/kota di Bangka Belitung, partisipasi laki-laki itu 71,50 persen, dan perempuan 77,49 persen," ujarnya.
Menurut dia, hal tersebut menunjukkan perempuan adalah modalitas demokrasi Indonesia dan bukan beban bagi partai politik.
"Untuk itu ke depan harus ada ruang afirmasi yang lebih baik. Karena apa? Pemilih Indonesia itu loyal dan kooperatif terhadap agenda elektoral, dan ternyata perempuan sebagai bagian dari pemilih meski jumlahnya tak sebanyak laki-laki, tapi loyalnya pada agenda elektoral ternyata lebih kuat dari laki-laki," harap Titi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.