JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati mengatakan, isu soal keterkaitannya dengan kasus suap ekspor benur yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan adalah fitnah.
Menurut wanita yang akrab disapa Sara, mencuatnya isu tersebut berkaitan erat dengan pencalonannya sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan di Pilkada 2020.
"Anda boleh fitnah saya, tapi jangan berpikir kalian bisa membohongi rakyat Tangsel," kata Sara dalam keterangan pers, Sabtu (28/11/2020).
Baca juga: Sudah Terima Surat Mundur Edhy Prabowo, Sekjen Gerindra: Diteruskan ke Prabowo
Sara berpendapat, hal ini disebabkan ia dan calon Wali Kota Tangsel Muhammad unggul di survei.
Dia mengatakan, serangan politik terhadap dirinya dan Muhammad sudah diprediksi sebelumnya.
"Saya tahu bahwa kemungkinan besar hal itu akan dipermainkan untuk menyerang saya dalam kontestasi politik. Strategi seperti ini bukanlah hal baru. Dan sayangnya, dugaan saya benar," tuturnya.
Menurut Sara, kasus suap yang menjerat Edhy hanya melibatkan satu perusahaan. Tidak ada keterlibatan dengan perusahaan Sara.
Sara pun menegaskan, sejak maju sebagai calon Wakil Wali Kota Tangsel dia sudah tidak aktif di perusahaan yang terdaftar sebagai penerima izin ekspor benur.
Baca juga: Sekjen Gerindra: Upaya Bantuan Hukum untuk Edhy Prabowo Harus Dihormati
Namun, dia memastikan perusahaan hingga saat ini belum melakukan kegiatan ekspor.
"Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur sama sekali. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam," ujarnya.
Ia mengaku tidak akan goyah dengan isu yang menerpa dirinya ini. Sebab, ia yakin dirinya tidak salah.
Sara mengatakan akan terus memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
"Saya teringat dengan penguatan bahwa lebih tinggi kita beranjak, lebih kencang pula angin menerpa. Saya kuat justru karena saya difitnah," kata Sara.
Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Gerindra Minta Maaf ke Jokowi-Maruf Amin