Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Kadin Dampingi 2 Juta Petani Swadaya pada 2023

Kompas.com - 18/11/2020, 13:06 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk melakukan pendampingan terhadap 2 juta petani swadaya pada 2023.

Hal ini, kata Jokowi, merupakan salah satu upaya pengembangan sektor pangan yang inovatif dan kolaboratif.

"Saya menunggu komitmen pendampingan 2 juta petani swadaya pada tahun 2023. Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini," kata Jokowi saat membuka acara Food Security Summit 5 melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11/2020).

Sebelumnya, Jokowi telah meminta Kadin untuk mendampingi 1 juta petani swadaya. Permintaan itu berhasil diwujudkan di awal tahun 2020.

Baca juga: Ketum Kadin: UU Cipta Kerja Dapat Gairahkan Dunia Usaha

Oleh karenanya, Jokowi yakin Kadin mampu mencapai target yang lebih besar tiga tahun mendatang, sehingga diharapkan sektor pangan dapat mendongkrak perekonomian.

"Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Jokowi mengatakan, sudah banyak negara yang menyadari pentingnya pengembangan sektor pangan.

Hal ini terjadi bukan hanya merespons kemungkinan krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga akibat melonjaknya kebutuhan pangan yang sejalan dengan peningkatan populasi penduduk dunia.

Disebutkan Jokowi, hampir setengah jumlah penduduk dunia berada di kawasan Asia. China, India, dan Indonesia menjadi negara dengan angka penduduk tertinggi di kawasan ini.

Situasi tersebut dinilai sebagai peluang yang menjanjikan bagi sektor pangan. Sebab, dengan kebutuhan yang sangat besar, pasar juga akan menjadi sangat besar dan terus bertumbuh.

Namun demikian, lanjut Jokowi, pengembangan sektor pangan butuh cara-cara baru yang inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas dengan harga terjangkau.

Hal ini juga harus diimbangi dengan perbaikan daya dukung lingkungan dan kesejahteraan petani.

"Kita harus melompat dengan cara-cara baru, dengan skala produksi yang lebih besar, dengan peran sentral korporasi petani, mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm dan berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif, dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik pada para petani dan sektor-sektor pendukungnya," kata Jokowi.

Jokowi pun berharap, para pengusaha yang tergabung di Kadin dapat menjadi bagian dari cara-cara baru ini.

Berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan juga pembeli akan terus didukung.

Baca juga: Terus Tumbuh Positif, Kadin: Sektor Pertanian Harus Diberi Prioritas

Menurut Jokowi, beberapa inisiatif kolaborasi seperti hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah, perlu untuk terus diperbarui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat. Hal ini juga perlu direplikasi ke daerah-daerah lain.

"Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin menjadi bagian dalam cara-cara baru ini. Inisiatif Kadin berupa skema inclusive closed loop perlu untuk terus dikembangkan, terutama dalam mengembangkan kemitraan antar pemangku kepentingan yang saling menguntungkan dari hulu sampai di hilir," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com