Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Klaim Upaya Pemerintah Pulihkan Ekonomi Mulai Buahkan Optimisme

Kompas.com - 18/11/2020, 12:20 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklaim, upaya pemerintah dalam memulihkan kondisi ekonomi Tanah Air akibat pandemi Covid-19 sudah mulai membuahkan optimisme.

Bahkan, pada tahun 2021 mendatang, kata dia, pemerintah telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kembali di kisaran 4-5 persen.

"Seluruh upaya yang telah dan sedang dilakukan pemerintah membuahkan sebuah optimisme. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 akan kembali pada kisaran 4-5 persen," ujar Ma'ruf saat menjadi keynote speech Kongres VIII Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) secara daring, Rabu (18/11/2020).

Ia mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi (year on year) nasional triwulan III tahun 2020 adalah sebesar -3,49 persen.

Jumlah tersebut, kata dia, lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar -5,32 persen.

Baca juga: Milad ke-108 Muhammadiyah, Wapres Ajak Jadi Penggerak Kesatuan Bangsa

 

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis di sektor riil yang harus ditangani sungguh-sungguh.

Hal tersebut diperlukan untuk menghindari penularan krisis ke sektor finansial yang biasanya menjadi penyebab krisis ekonomi.

"Bila terjadi krisis ganda, yakni krisis di sektor riil dan finansial, maka pemulihan akan menjadi lebih panjang," kata dia.

Salah satu upaya pemerintah yang telah dan sedang dilakukan untuk mencegah itu adalah dengan melakukan refocusing.

Ma'ruf mengatakan, pada awal masa pandemi Covid-19, pemerintah melakukan refocusing dan realokasi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2020.

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Rinciannya, Rp 97,26 triliun dialokasikan untuk penanganan kesehatan, Rp 234,33 triliun untuk perlindungan sosial, dan Rp 114,81 triliun untuk dukungan UMKM.

Baca juga: Wapres: Hal Paling Menentukan Keluar dari Krisis adalah Covid-19 Ditangani

Kemudian Rp 62,22 triliun untuk dukungan korporasi, Rp 120,6 triliun untuk insentif usaha termasuk pengurangan pajak, dan Rp 65,97 triliun untuk dukungan kepada pemerintah daerah dan sektoral.

"Dari jumlah tersebut, lebih dari Rp 411 triliun atau lebih dari 60 persen dialokasikan untuk menjaga tingkat kesejahteraan rumah tangga, UMKM, dan korporasi," kata dia.

Selain itu, kata dia, diberikan pula berbagai insentif lain, termasuk keringanan pajak yang jumlahnya lebih dari Rp 120 tiliun.

"Semua upaya yang dilakukan, termasuk mengalokasikan anggaran dalam jumlah yang sangat besar tersebut, diharapkan dapat menjadi stimulus ekonomi untuk mencegah krisis sektor finansial yang sampai saat ini masih terkendali," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com