Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Asesmen Nasional Pengganti UN Digelar Maret 2021

Kompas.com - 16/11/2020, 16:27 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asesmen Nasional (AN) pengganti Ujian Nasional (UN) akan mulai digelar pada Maret-April 2021.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno mengatakan, Asesmen Nasional akan diselenggerakan per jenjang secara bertahap dengan didahului tingkat SMA/SMK/MA diikuti SMP/MTs.

"Kami laksanakan sebelum puasa (Ramadhan). Kami mulai Maret-April 2021 secara bergantian. Jadi tidak serentak, supaya bisa berbagi sumber daya. Kami mulai dengan SMA dulu, SMK, dan seterusnya," kata Totok saat rapat kerja bersama Komisi X DPR, Senin (16/11/2020).

Selanjutnya, laporan hasil akan keluar pada Juli 2021.

Berikutnya, Asesmen Nasional untuk tingkat SD/MI digelar pada Agustus 2021. Laporan hasil akan keluar pada Oktober 2021.

"Sementara SD dan MI kami rencanakan Agustus 2021 dan laporannya selesai Oktober 2021," ujarnya.

Baca juga: Apa Itu Asesmen Nasional?

Dalam rangka persiapan Asesmen Nasional, Kemendikbud menyediakan 7.552 paket TIK untuk 2.330 SD dan 5.222 SMP melalui APBN.

Selain itu, juga melalui DAK Fisik dengan menyediakan 11.296 paket TIK untuk 11.296 satuan pendidikan.

Totok memaparkan, tiap sekolah akan menerima 15 laptop, 1 konektor, 1 wireless router, dan 1 proyektor.

Kendati demikian, Totok menyatakan pengadaan alat-alat TIK ini tidak semata hanya untuk pelaksanaan Asesmen Nasional, tetapi juga demi perbaikan pembelajaran jangka panjang.

"Asesmen Nasional kami harap sebagai pemicu untuk mempercepat proses digitalisasi sekolah, sehingga kalau perlu triliunan rupiah, itu bukan anggaran pelaksanaan asesmen, tapi proses perbaikan sekolah," ucapnya.

Totok menjelaskan Asesmen Nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Baca juga: Seperti Ini Alokasi Waktu Asesmen Nasional (AN) 2021

Menurutnya, Asesmen Nasional akan menghasilkan potret komprehensif bagi sekolah dan pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi diri dan perencanaan perbaikan mutu pendidikan. Ia menegaskan bahwa AN bukan penilaian individu siswa, tetapi penilaian terhadap sekolah.

"AN berorientasi pada perbaikan, bukan pada ranking atau membanding-bandingkan antarsekolah," kata Totok.

Dalam pelaksanaannya, Asesmen Nasional dilaksanakan di semua sekolah. Namun, tidak semua siswa akan ikut serta.

Siswa akan dipilih secara acak dari kelas 5, 8, dan 11 di tiap sekolah. Sementara itu, siswa kelas 6, 9, dan 12 dapat fokus pada ujian sekolah dan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

Totok mengatakan Asesmen Nasional merupakan upaya pemerintah untuk mengubah paradigma proses pembelajaran.

Ia berharap para orangtua dan guru tidak perlu repot-repot mengikutsertakan siswanya dalam program bimbingan belajar demi mencapai skor sempurna di Asesmen Nasional.

"Mohon AN tidak disikapi berlebihan. Siswa, guru, orangtua tidak perlu mlekaukan persiapan khusus seperti dengan bimbel dan sebagainya. Karena ini sebetulnya tidak bimbel-able. Soal-soalnya bukan hafalan, tapi merupakan pemikiran dengan nalar kritis," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com