JAKARTA, KOMPAS.com - Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) untuk peningkatan tracing dan testing, Monica Nirmala mengungkapkan, idealnya pemeriksaan terkait penanganan Covid-19 dilakukan terhadap 39.000 orang per hari.
Hal ini sesuai dengan standar yang ditargetkan badan kesehatan dunia (WHO) dan disesuaikan dengan jumlah penduduk Indonesia.
"Kalau kita bicara testing memang ada tiga indikator. Pertama dari sisi jumlah, kedua dari sisi kecepatan, ketiga dari sisi positivity rate," ujar Monica diskusi daring Forum Merdeka Barat 9, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: UPDATE 11 November: 39.341 Spesimen Covid-19 Diperiksa dalam Sehari
Menurut Monica, dari segi jumlah, WHO menargetkan ada 1 orang per 1.000 orang dites dalam sepekan. Sementara untuk di Indonesia, jumlah penduduk yang harus diperiksa kurang lebih mencapai 273.000 jiwa.
"Maka dalam sehari itu perlu ada 39.000 orang yang dites per harinya," kata Monica.
Monica mengakui, kondisi testing di Indonesia masih fluktuatif. Bahkan secara rata-rata berada di bawah standar.
"Memang kalau di Indonesia itu masih fluktuatif angkanya dan memang kita masih di bawah dari standar itu. Kira-kira kita masih di 24.000 atau 34.000," ungkapnya.
Baca juga: Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Turun, Satgas: Diperlukan Evaluasi Laboratorium
Namun, Monica menyebut kapasitas laboratorium di Indonesia sebenarnya mencukupi untuk melakukan tes lebih dari jumlah itu.
Hal ini berdasarkan laporan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitnangkes) Kementerian Kesehatan.
"Sebetulhya, kapasitas dari laboratorium kita itu cukup kok. Kemarin laporan terakhir dari Balitbangkes itu hampir 80.000 kapasitas tes dari laboratorium yang ada," tuturnya.
"Artinya apa? Justru kapasitas ini belum digunakan secara optimal," tegas Monica.
Baca juga: Jubir Satgas: Jangan Sampai Penurunan Kasus Covid-19 Jadi Tren Semu
Penyebabnya, bisa saja ada orang bergejala Covid-19 atau orang yang berkontak erat dengan individu positif Covid-19 yang belum dites. Atau, ada yang menghindari dari petugas kesehatan saat ada proses penelusuran kontak (tracing).
Sehingga, Monica menilai perlu ada kesadaran individu untuk berperan dalam tracing dan testing.
"Kalau pernah menunjukkan gejala atau pernah kontak erat dengan pasien Covid-19 maka kita perlu mencari pertolongan pertama ke tenaga kesehatan atau puskesmas setempat," ujarnya.
"Jadi jangan bersembunyi di rumah lalu berpikir nanti sembuh sendiri," ucap Monica.
Baca juga: Menyoal Penurunan Jumlah Tes Covid-19 di Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.