JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan, TNI tidak boleh ketinggalan atas revolusi industri 4.0 yang melahirkan digitalisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Saat ini kita masuk pada revolusi industri 4.0. Tentunya kita tidak boleh ketinggalan dengan kemajuan teknologi tersebut," ujar Panglima TNI dikutip dari kanal Youtube Puspen TNI, Senin (9/11/2020).
Hadi menuturkan revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan total.
Perubahan itu tak sekadar mengubah alutsista konvensional menjadi serba digital, melainkan juga perubahan terhadap konsep perang.
Baca juga: Tuntutan Industri 4.0 bagi Pekerja Milenial
Karena itu, kata dia, sumber daya manusia (SDM) TNI terus ditingkatkan untuk bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi ini.
Di sisi lain, Hadi melanjutkan, adaptasi terhadap digitalisasi alutsista juga membawa konsekuensi besar.
Konsekuensi tersebut yakni adanya ancaman hacker terhadap penggunaan alutsista digital.
Hadi menuturkan, TNI sendiri saat ini sudah memiliki satuan siber yang bekerja untuk menangkis ataupun menanggulangi serangan hacker.
"Di Mabes TNI mempunyai satuan siber, itu dalam rangka menghadapi ancaman siber. Oleh karena itu, saya sampaikan tadi, ancaman kita saat ini adalah multidimensi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.