JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi untuk melakukan relaksasi kurikulum, dari yang semula kaku menjadi fleksibel.
Menurut dia, pandemi Covid-19 justru harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, termasuk di perguruan tinggi. Hal ini demi menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
"Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang kaku menjadi fleksibel, membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif, dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner," kata Jokowi saat acara peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar, yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Iuran Perguruan Tinggi Jadi Sumber Utama Inflasi di DKI pada September 2020
"Dari berorientasi theory building menjadi problem solving, bahkan impact making," tuturnya.
Jokowi menyebut, seluruh sivitas akademika harus siap menjalani standar normalitas baru.
Menurut dia, dosen yang baik adalah yang memfasilitasi mahasiswanya belajar kepada siapa saja, melalui media apa saja dan dilakukan kapan saja.
Sementara, perguruan tinggi yang baik adalah yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi serta media belajar yang terbuka luas.
Standar normalitas baru tersebut, kata Jokowi, harus dirumuskan dalam berbagai kebijakan.
Misalnya, kebijakan tentang key performance indicator (KPI) dosen, kebijakan mengenai program prioritas perguruan tinggi, alokasi anggaran, infrastrukturnya, hingga standar operasional prosedur (SOP).
"Demikian pula halnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nerbagai standar normalitas baru harus dirumuskan," ujarnya.
Di awal abad digital seperti sekarang ini, lanjut Jokowi, berbagai riset dan pengembangan teknologi seharusnya memperoleh prioritas. Teknologi digital, big data analytics, maupun artificial intelligence dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.
Baca juga: Mendikbud: Anggaran Perguruan Tinggi Naik 70 Persen Tahun 2021
Oleh karenanya, ia mendorong perguruan tinggi untuk berlomba-lomba melakukan inovasi digital agar hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.
Misalnya, untuk pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, hingga pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor.
"Karena itu jangan terjebak pada rutinitas. Perguruan tinggi harus punya waktu, harus punya energi dan harus punya keberanian untuk melakukan perubahan, harus terus-menerus mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan generasi unggul untuk mewujudkan Indonesia maju," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.