JAKARTA, KOMPAS.com - Menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Afif Nasution maju sebagai calon wali kota Medan bersama Aulia Rachman.
Mereka diusung oleh PDI-P, Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PSI, Hanura dan PPP. Bila ditotal, koalisi partai pengusung Bobby-Aulia memiliki 39 kursi di DPRD Kota Medan.
Di Pilkada Medan, ia berhadapan dengan Pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi hanya didukung oleh koalisi dua partai politik yakni Demokrat dan PKS.
Baca juga: Foto Bersama Bobby Nasution, Wagub Sumut Musa Rajeckshah Dilaporkan ke Bawaslu
Kendati demikian, majunya Bobby di Pilkada Medan 2020 tak lepas dari isu politik dinasti yang langsung menerpanya.
Berbagai tudingan pun muncul di tengah pencalonannya mulai dari menghidupkan dinasti politik lantaran merupakan keluarga presiden hingga dituding tak pernah tinggal di Medan lantaran banyak menghabiskan waktu di ibu kota.
Tanggapi isu dinasti politik
Di tengah santernya isu dinasti politik yang menerpanya, Bobby pun membantah.
"Ya bukan dinastilah," kata Bobby di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Bobby mengatakan, keputusannya maju di Pilwalkot Medan untuk membangun daerah kelahirannya.
"Kita ingin berbuat, ingin berbuat di suatu daerah kita tempat lahir kita di situ ya, saya rasa bukan dinasti lah," ujar dia.
Program inti yang ingin ia realisasikan adalah memperbaiki tatanan pemerintahan yang terkoneksi mulai dari bawah.
Ia mengharapkan kepala lingkungan bisa mengklaster warganya dan membuat sistem pelayanan terbuka.
Dalam kesempatan lain, usai diusung oleh PDI-P, ia mengatakan, dirinya dan Aulia akan membangun "new Medan" dengan berlandaskan pada semangat kolaborasi.
Baca juga: Diterpa Isu Uang Mundur, Paman Bobby Nasution: Murni Permintaan Keluarga dan Etika Politik
Bobby pun mengajak seluruh masyarakat Medan agar pilkada kali ini menjadi momentum mewujudkan harapan dan persatuan.
"Saya membawa semangat kolaborasi untuk membangun Kota Medan di mana semangat ini lahir dari semangat gotong-royong Bung Karno," ujar dia.