Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katib Aam PBNU Sebut Ketegangan di Dunia Disebabkan Masalah Ideologi

Kompas.com - 30/10/2020, 16:43 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan, ketegangan yang terjadi di dunia banyak disebabkan oleh masalah ideologi.

Ia mencontohkan, serangan 11 September 2001 yang meledakan World Trade Center (WTC) di Amerika merupakan salah satu ketegangan yang terjadi akibat adanya masalah ideologi. 

“Bahkan, jauh sebelum itu kita sudah mengalami terorisme ala Indonesia tersendiri yang juga membawa atau mengusung ideologi,” ujar Yahya Cholil Staquf dalam Seminar Internasional BPIP, Rabu (28/10/2020).

“Ada pengeboman Borobudur, ada pembajakan pesawat oleh Komando Jihad dan bahkan jauh sebelum itu, ada pemberontakan DI/TII,” kata Yahya.

Baca juga: PBNU: Banyak Kegiatan Maulid Nabi Dilakukan Secara Daring

Oleh sebab itu, untuk mewujudkan tatanan dunia yang stabil, Yahya mengatakan, perlu adanya tatanan yang berdasarkan aturan yang berlandaskan nilai keadaban bersama. 

Yahya mengatakan, nilai-nilai peradaban tentang hak dan martabat manusia adalah aspek yang penting.

Menurut dia, Indonesia sudah bicara tentang peradaban dunia setidaknya sejak maret 1945.

“Saat dibentuknya BPUPKI Indonesia sudah diskusi tentang Pancasila, paling tidak sejak rumusannya diajukan oleh Bung Karno,” ucap Yahya.

“Dan di dalam Pancasila itu terkandung wawasan aspirasi tentang peradaban dunia,” ucap dia.

Menurut Yahya, dari diskusi yang dilakukan para pendiri bangsa, lahirlah sebuah pemikiran tentang kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.

Baca juga: Mahfud: Tantangan Pancasila Berkembang Sejak Jatuhnya Pemerintahan Soeharto

Oleh sebab itu, di dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.

“Kita mengklaim kemerdekaan bukan hanya untuk Indonesia saja, tapi untuk segala bangsa,” ucap Yahya.

“Dan kita nyatakan salah satu cita-cita proklamasi itu adalah ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com