Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Kota Makassar, Menilik Peluang Adik Menteri Pertanian

Kompas.com - 29/10/2020, 15:25 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar 2020 diwarnai nuansa politik dinasti. Hal itu terlihat dari keikutsertaan Irman Yasin Limpo dalam Pemilihan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Irman merupakan adik kandung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Selain itu, Irman juga merupakan anak dari Nurhayati Yasin Limpo, anggota DPR RI 2004-2009. Sedangkan saudaranya, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, adalah Bupati Gowa.

Dilansir dari Tribunnews.com, Irman atau yang akrab disapa None ini sejak kecil bercita-cita menjadi presiden.

None kuliah dengan mengambil jurusan Ilmu Hukum di Universitas Hasanuddin. Pria kelahiran Ujung Pandang 24 Agustus 1968 ini aktif mengikuti berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin selama dua periode berturut-turut.

Selain kuliah dan berorganisasi, Irman juga bekerja sebagai legal officer di di perusahaan milik salah satu kakaknya yang bergerak di bidang properti dan kontraktor.

Setelah lulus, Irman bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN). Ia tercatat pernah menjabat sebagai Kasubag Protokol Pada Bagian Umum Setwilda Tingkat II Gowa pada 1996.

Kemudian, pernah menjadi penanggungjawab Kepala Bagian Pemuda, Olahraga dan Peranan Wanita pada Biro Bina Sosial Setwilda Tingkat I Sulawesi Selatan pada 1998.

Pada 2001, ia menjabat sebagai Kasubag Bina Pemuda Pada Bagian Pemuda, Olahraga, Budaya dan Seni Biro Kesejahteraan Agama dan Pemberdayaan Perempuan.

Serta sempat menjabat sebagai Kabag Bina Hubungan Kelembagaan Pada Biro Bina Dekonsentrasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

None juga pernah menjadi Kabid Promosi Investasi pada Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Kemudian pada 2016, None menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Selama menjabat sebagai kepala dinas pendidikan, None mendapat sejumlah penghargaan seperti pemrakarsa dan pelaksana bantuan studi S1 dan S2 bagi mahasiswa Sulawesi Selatan terbanyak pada 2016.

Kemudian rekor festival pelajar terbesar se-Sulawesi Selatan, pelaksana rekor diklat guru terbanyak dan beberapa penghargaan lainnya.

Maju Pilkada Kota Makassar

Saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, None menyatakan niatnya maju pada Pilkada Makassar 2020.

Ia mendaftar dan mengikuti proses penjaringan. None telah mengikuti fit and proper test di sejumlah partai, termasuk di kantor DPD 1 Golkar, Jalan Bontolempangan, Makassar, Selasa (29/10/2019).

None mengaku memiliki banyak alasan untuk ikut bertarung pada Pilkada Makassar. Ia juga menegaskan telah memiliki visi dan misi jika dipilih partai untuk maju dalam pilkada.

“Alasan saya banyak sekali, ada gagasan baik di kepala saya dan tentu saja mendengar kebutuhan masyarakat, dan itu seharusnya bisa diprogramkan," kata None Rabu (20/10/2019).

"Ada banyak pertanyaan tadi disampaikan tim penjaringan termasuk komitmen di partai. Pertanyaannya normatif-normatif saja sesuai kebutuhan partai," tutur dia.

None pun akhirnya mendapat rekomendasi dan dukungan dari Partai Golkar untuk maju bersama Andi M Zunnun Armin Nurdin Halid sebagai wakilnya.

Nama Andi juga tidak bisa dibilang nama baru, pasalnya ia merupakan anak dari politisi Golkar Nurdin Halid.

Penetapan pasangan calon dari Golkar itu dipimpin langsung oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto, Senin (29/6/2020).

Dilansir dari Tribunnews.com, Wakil Sekretaris Bidang Media dan Penggalangan Opini Golkar Kota Makassar, Andi Aswadi dalam mengatakan None bukanlah orang baru di Golkar.

Ia mengatakan, sebelum ada keputusan ASN dilarang berpolitik, None merupakan kader Golkar dan tercatat dalam organisasi pendiri Golkar seperti Kosgoro dan MKGR.

"Saat Golkar Makassar membuka pendaftaran calon wali kota, Irman Yasin Limpo mengikuti mekanisme proses pendaftaran di partai, salah satu calon yang diusulkan secara berjenjang saat pendaftaran di Golkar September 2019 lalu," kata Aswadi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (30/6/2020).

Oleh karena itu, Aswadi tidak heran jika Golkar akhirnya memutuskan untuk mendukung None. Selain Golkar, None dan Andi juga didukung oleh PAN, PKS dan Partai Berkarya. 

Janji-janji kampanye

None dan Andi mendapatkan nomor urut empat pada Pilkada Makassar 2020. Dilansir dari Kompas TV, mereka mulai kampanye dengan blusukan ke rumah-rumah warga.

Dalam kegiatan blusukannya, None mengajak warga berdialog, dan menawarkan program kerja jika nantinya berhasil terpilih.

Salah satu yang dikunjungi None adalah Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Kala itu, ia menjanjikan modal usaha dan pengembangan usaha kecil menengah jika terpilih nantinya, serta memudahkan pengurusan surat kependudukan.

Selain kampanye blusukan, None dan Andi juga pernah melakukan silaturahim secara daring bersama para relawan dan pendukungnya.

Dilansir dari Tribunnews.com, None dan Andi juga memiliki janji-janji lain apabila terpilih, yakni subsidi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, digitalisasi persampahan, dan dana hibah untuk Rukun Tetangga (RT).

Kemudian program bantuan operasional sekolah kota (Boskot) untuk pendidikan, pemenuhan air bersih dan layanan administrasi kependudukan.

Dukungan pada None dan Andi mulai mengalir setelah tahapan kampanye dimulai, termasuk dari kalangan warga.

"Saya dukung Irman-Zunnun karena kepribadian dan kepeduliannya memajukan Makassar," kata Anjas, warga Kelurahan Parang seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Anjas menilai komitmen None dan Andi bisa dipercaya, terlebih dengan program yang sangat menjanjikan kesejahteraan masyarakat.

Dalam Pilkada Makassar, None dan Andi akan melawan Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, kemudian Syamsu Rizal-Fadli Ananda, dan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando.

Pomanto adalah Wali Kota Makassar periode 2014-2019, sementara Syamsu Rizal adalah wakilnya.

Dilansir dari Kompas.id, Pilwalkot 2020 akan menjadi ajang untuk menebus kegagalan bagi Pomanto yang pada 2018 lalu pencalonannya dengan Indira Mulyasari dibatalkan akibat dugaan politik uang.

Lantas, Pilwalkot 2018 hanya diikuti oleh pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika Dewi. Namun pasangan ini kalah dengan kotak kosong.

Akibatnya, Kota Makassar belum memiliki wali kota definitif sejak Pilkada 2018

Peta dukungan

Berdasarkan hasil riset Kompas.id, dukungan yang diberikan kepada empat calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Makassar relatif seimbang di kisaran 20-32 persen.

Hal itu menunjukkan setiap pasangan calon yang maju dalam Pilkada Makassar 2020 memiliki kesempatan menang yang sama.

Riset memperlihatkan, pasangan dengan dukungan politik parlemen paling besar adalah None dan Andi. Mereka diusung oleh Golkar, PAN, PKS, dan Partai Berkarya, mengantongi dukungan setara 16 kursi, atau sama dengan 32 persen dari total anggota parlemen daerah.

Di bawah None-Andi terdapat Munafri Arifuddin-Rahman Bando yang diusung PPP, Demokrat, dan Perindo. Jika dijumlahkan, dukungan kursi DPRD untuk mereka sebanyak 13 kursi, atau 26 persen total kursi di DPRD Kota Makassar.

Kemudian disusul oleh Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi yang diusung Gerindra dan Nasdem. Pasangan ini memiliki dukungan dari 11 anggota parlemen, atau 22 persen dari total kursi di parlemen kota.

Terakhir pasangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda yang Diusung PDI-P, PKB, dan Hanura. Jika ditotalkan mereka mendapat dukungan dari 10 anggota DPRD Kota Makassar atau setara dengan 20 persen dari total kursi legislatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com