JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, sejak April 2020, ada 15.000 mahasiswa yang turun menjadi relawan untuk memitigasi pandemi Covid-19.
Hal ini dikatakan Nadiem dalam acara peluncuran buku 'KKN Tematik Covid-19' yang disiarkan secara daring, Rabu (28/10/2020).
"Mahasiswa kita juga melakukan pengabdian kepada masyarakat. Sejak bulan April, tidak kurang dari 15.000 mahasiswa terjun sebagai relawan untuk memitigasi pandemi melalui program relawan covid nasional," kata Nadiem.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Pramuka Bentuk Satgas Relawan Penanggulangan Covid
Ia melanjutkan, inisiatif bergotong royong juga ditunjukkan ribuan mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar perintis.
Di mana mahasiswa membantu pembelajaran murid-murid Sekolah Dasar dan juga program-program kuliah kerja nyata (KKN) tematik yang sudah berjalan sejak Juni 2020.
"KKN menguatkan empati, kesetiakawanan sosial sekaligus kemampuan memahami dan mmberikan solusi atas berbagai permasalahan," ujar dia.
Sebelumnya, Wakil Koordinator Program Bidang Relawan Satgas Covid-19, Prasetyo Nurhardjanto mengatakan, hingga 11 September 2020, jumlah pendaftar relawan Covid-19 yang mencapai 31.475 orang.
Berdasarkan data yang dipaparkan Prasetyo, jumlah pendaftar relawan paling banyak adalah di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Masih di Jakarta dan Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Barat masih memiliki persentasi yang paling tinggi memang saya memastikan seluruh provinsi ada perwakilan," kata Prasetyo dalam diskusi secara virtual BNPB, Sabtu (12/9/2020).
Baca juga: Dalam Sebulan, 3 Relawan Jokowi Diangkat Jadi Komisaris BUMN
Prasetyo mengatakan, dari 31.475 orang relawan, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sebanyak 6.721 orang menjadi relawan medis dan tenaga kesehatan dan 24.754 orang menjadi relawan non kesehatan.
Selain itu, Prasetyo mengatakan para relawan berasal dari berbagai latar belakang profesi sehingga harus dikelompokan dan diberikan pelatihan secara online.
"Kami bergabung dengan tim koordinator relawan itu kami sempat bingung juga ini antusiasme besar, dengan keterbatasan kita tidak boleh melakukan pelatihan secara offline, jadi dengan keterbatasan teknologi begitu," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.