Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Pemerintah Harusnya Hapus Cuti Bersama

Kompas.com - 26/10/2020, 22:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai, semestinya pemerintah menghapus kebijakan cuti bersama pada akhir Oktober untuk mencegah masyarakat bepergian.

Ia mengatakan, cuti bersama memicu kemunculan kerumunan lantaran masyarakat akan berbondong-bondong pergi ke luar kota untuk berwisata.

"Jadi yang penting sekarang ini 3T (tracing, testing, treatment) dan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan). Pemerimtah 3T masyarakat 3M. Cuma kan kalau 3M kan menyangkut kebijakan pemerintah. Jadi misalnya ada cuti bersama. Lusa ini," kata Windhu saat dihubungi, Senin (26/10/2020).

"Itu kan kebijakan itu kan sebetulnya tidak sesuai dengan 3M karena itu akan memunculkan kerumunan karena orang bepergian. Sebetulnya itu kebijakan yang kontradiktif dengan pemutusan mata rantai penularan. Harusnya dibatalkan dulu dong. Kan bisa dibatalkan," kata dia.

Baca juga: Libur Panjang, Pemesanan Tiket untuk Keberangkatan di 3 Stasiun di Jakarta Naik 3 Kali Lipat

Ia mengatakan, cuti bersama pada akhir Oktober berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) menteri yang diteken sebelumnya sejak Mei.

Untuk itu, menurut Windhu, bisa saja SKB itu dibatalkan untuk menghapus cuti bersama sehingga masyarakat tak bepergian ke luar kota dan tan memunculkan kerumunan.

Menurut Windhu, mustahil masyarakat tak akan bepergian di masa cuti bersama. Terlebih, masyarakat yang memiliki kendaraan. Mereka dengan mudah bisa bepergian ke luar kota.

"Ini kan SKB Mei. Mungkin saja pada Mei dikiranya sudah membaik. Ternyata belum. Harusnya dibatalkan. Cuti bersama kan bisa dibatalkan. Nanti bisa dialihkan," tutur Windhu.

"Lucu juga Mendagrinya ngomong orang enggak usah pergi tapi enggak usah pergi kan ada cuti bersama, mesti pergi dong. Sekarang tol sudah bagus, pada naik mobil lewat tol. Nanti kerumunan di rest area itu tinggi," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, mobilitas penduduk selama libur panjang di akhir Oktober 2020 akan berdampak pada peningkatan kasus Covid-19.

Baca juga: Ridwan Kamil: Jangan Kaget kalau Wisatawan Dihentikan Saat Libur Panjang

Dewi mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 terjadi ketika seseorang bepergian dari satu tempat ke tempat lain sehingga potensi penularan Covid-19 menjadi meningkat.

"Intinya tetap mobilitas penduduk keluar masuk dari sebuah wilayah akan terjadi potensi (Covid-19)," kata Dewi dalam talk show BNPB bertajuk 'Covid-19 dalam Angka, Antisipasi Penyebaran Covid-19 Saat Liburan' secara virtual, Kamis (22/10/2020).

Dewi mengingatkan, wilayah DKI Jakarta dan 12 kabupaten/kota masih memiliki kasus aktif Covid-19 di atas 1.000 kasus.

Oleh karena itu, ia berharap mobilitas penduduk selama libur panjang menurun sehingga dapat menekan angka Covid-19.

"Jadi ketika mobilitas penduduk ini turun, nah ini kasusnya juga turun dengan drastis," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com