JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, persoalan stunting di Tanah Air tidak hanya masalah gizi buruk.
Menurut Muhadjir, banyak aspek yang dapat berdampak pada stunting.
"Seperti kesehatan reproduksi khususnya reproduksi ibu, sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih dan tata ekonomi keluarga yang buruk," ujar Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting secara daring, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Wapres Minta Setiap Wilayah Analisis Situasi dan Pemetaan Program Pencegahan Stunting
Oleh karena itu, pemerintah pun menaruh komitmen sangat tinggi dalam masalah stunting.
Penanganan stunting, kata Muhadjir, telah diperbarui dengan rancangan peraturan presiden (Perpres) baru tentang percepatan penanganan stunting untuk mencapai target pengurangan angka stunting pada 2024.
Sebelumnya, aturan yang digunakan adalah Perpres Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting yang saat ini berkisar di 27 persen menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
Ia mengatakan, masa krusial seseorang dimulai dari seribu hari kehidupan yang disebut sebagai periode emas pertumbuhan manusia.
Pada periode tersebut, kata dia, pertumbuhan manusia akan terjadi dan berkembang, khususnya otak akan mencapai tingkat optimal.
Hal tersebut, kata dia, akan berpengaruh kepada siklus kehidupan berikutnya.
"Sehingga kalau pada 1.000 hari awal kehidupan ini pertumbuhan kodrat itu tidak optimal, khususnya perkembangan otaknya maka dipastikan mereka yang mengalami hambatan pertumbuhan pada usia 1.000 hari kehidupan ini akan punya dampak jangka sangat panjang," kata dia.
Dampak yang dimaksud, salah satunya adalah stunting.
Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Wapres Minta Pencegahan Stunting Tetap Dilakukan
Utamanya ketika yang bersangkutan tumbuh dewasa dan memasuki masa angkatan kerja produktif, mereka justru tak bisa tumbuh maksimal.
Bahkan data Bank Dunia menunjukkan, kata dia, kondisi angkatan kerja di Indonesia saat ini berjumlah 137 juta atau sekitar 54 persen dari penduduk Indonesia, diketahui pernah mengalami stunting pada 1.000 hari awal kehidupan.
"Kondisi inilah yang akan kami jadikan dasar untuk menganggap kenapa masalah stunting di Indonesia menjadi persoalan paling strategis dalam upaya membangun sumber daya manusia yang maju dan unggul," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.