Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pertumbuhan Ekonomi pada Masa Pandemi Covid-19 Masih Sulit

Kompas.com - 13/10/2020, 16:59 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 masih sulit dicapai.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat memberi pembekalan kepada alumni PPRA 60 dan 61 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Indonesia secara daring, Selasa (13/10/2020).

"Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 saat ini tampaknya masih sulit untuk dicapai," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres: Pemerintah Terus Perbaiki Struktur Perekonomian yang Berubah Akibat Pandemi

Ma'ruf mengatakan, kapasitas produksi, tingkat konsumsi dan investasi terus menurun serta melemah. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga hampir di seluruh dunia.

"Beban perekonomian yang ditimbulkan oleh pandemi ini dirasakan sangat berat, baik oleh pemerintah maupun masyarakat," kata dia.

Ma'ruf menuturkan, hingga kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat negatif 5,32 persen.

Pemerintah pun telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 pada kisaran -2,9 persen hingga -1,1 persen.

Angka tersebut, kata Ma'ruf, lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awal sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 diperkirakan minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen, yang merupakan revisi dari proyeksi sebelumnya 1,1 persen hingga positif 0,2 persen. 

"Namun pemerintah terus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 tidak kembali negatif, sehingga keseluruhan pertumbuhan tahun 2020 tidak mengalami kontraksi yang terlalu dalam," ucap Ma'ruf.

Baca juga: Wapres: UU Cipta Kerja Akan Tingkatkan Indonesia di Persaingan Global

Ma'ruf mengatakan, hal terpenting dalam penanggulangan dampak pandemi saat ini adalah bagaimana menangani aspek kesehatan, menjaga tingkat konsumsi masyarakat, memulihkan sektor ekonomi serta menggerakkan kembali dunia usaha.

Sejauh ini, pemerintah secara konsisten melakukan serangkaian kebijakan dalam rangka penanganan dampak pandemi.

"Refocusing dan realokasi anggaran negara dilakukan untuk penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat termasuk tenaga medis, memastikan perlindungan dan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin dan rentan, memberikan berbagai dukungan, serta insentif bagi UMKM dan dunia usaha," tutur dia.

Selain itu, dalam penanganan kesehatan, pada masa tanggap darurat pandemi pemerintah memfokuskan anggaran untuk melakukan pemeriksaan bagi suspek Covid-19, peningkatan kapasitas rumah sakit, dan memastikan ketersediaan obat serta alat-alat kesehatan.

Bahkan, kata Ma'ruf, secara simultan pemerintah bersama otoritas moneter dan jasa keuangan menerbitkan sejumlah kebijakan fiskal, moneter dan pengaturan jasa keuangan.

Hal tersebut dilakukan untuk menangani dampak pandemi, melindungi ekonomi masyarakat, serta mendukung dunia usaha.

"Diharapkan melalui berbagai kebijakan ini, perekonomian masyarakat dan dunia usaha dapat kembali bergulir normal sehingga roda perekonomian kembali bergerak, atau setidaknya agar tidak jatuh semakin dalam," ujar Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com