JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pengembangan tanaman obat dan herbal pada masa pandemi Covid-19, sangat penting.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk fokus terhadap obat-obatan yang bersumber dari bahan baku asli Indonesia.
"Sesuai arahan Presiden, diminta untuk lebih mengutamakan bahan yang bersumber dari Indonesia, yaitu bahan baku lokal," kata Muhadjir saat mengunjungi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kementerian Kesehatan, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dikutip dari siaran pers, Jumat (9/10/10/2020).
Baca juga: WHO Izinkan Obat Herbal Afrika untuk Pengobatan Potensial Infeksi Virus Corona
Beberapa tanaman obat yang dikembangkan di B2P2TOOT, yaitu tanaman kamomil/chamomile dan tanaman timi/thime.
Muhadjir berharap, tidak hanya sebagai obat herbal dan tradisional, tetapi tanaman obat di taman B2P2TOOT juga dapat dikembangkan sebagai obat fitofarmaka.
Obat fitofarmaka adalah obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dengan uji klinisnya.
Ia pun mengapresiasi kinerja B2P2TOOT dalam mengembangkan tanaman obat dan herbal tersebut.
"Apa yang telah dilakukan BP2P2TOOT dalam pengembangan tanaman obat dan produksi obat herbal sudah sangat baik," kata dia.
Apalagi, BP2P2TOOT juga turut membina para petani tanaman obat di Kabupaten Karanganyar tersebut agar kualitas tanaman obat yang dihasilkan tetap terjaga.
Baca juga: Obat Herbal Afrika Kini Boleh Diuji Klinis untuk Covid-19, WHO Rilis Protokolnya
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pemerintah sangat mendukung pengembangan tanaman obat di BP2P2TOOT dan produk turunannya seperti jamu dan obat-obatan herbal.
Ia mengatakan, BPOM akan ikut mendampingi dan bertanggung jawab menjamin aspek keamanan mutu khasiat dari produk herbal terstandar atau obat fitofarmaka.
"Saya sangat mengapresiasi balai ini yang tidak hanya berbasis riset, tapi juga membimbing para petani calon pelaku usaha jamu dan obat tradisional," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.