JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan, cuaca ekstrem akibat perubahan musim dapat memunculkan potensi klaster baru Covid-19.
Menurut Dewi, bencana yang harus lebih dulu diwaspadai adalah banjir.
"Kalau di indonesia sendiri, yang harus kita waspadai adalah ketika jangan sampai terjadi bencana banjir," ujarnya saat mengisi talkshow daring yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Rabu (7/9/2020).
"Kenapa demikian? Sebab bukan hanya banjir berisiko menyebabkan penyakit menular, tetapi juga menyebabkan orang pergi mengungsi," lanjutnya.
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Luhut Khawatir Timbul Klaster Baru Covid-19
Saat di pengungsian inilah, masyarakat rentan berkumpul dalam kerumunan.
Sehingga potensi penularan Covid-19 bisa terjadi di sana karena sulitnya menjaga jarak atau menerapkan protokol kesehatan lain.
"Ini berpotensi memunculkan klaster baru yakni klaster pengungsian. Jadi lebih ke arah efek dari apa yang terjadi saat iklim ekstrem," ungkap Dewi.
Dia pun mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai perubahan musim ini. Terlebih Indonesia sebenarnya telah terbiasa dengan potensi bencana alam.
Baca juga: Ridwan Kamil: Depok Waspada Banjir, Covid-19, dan Pilkada di Tengah Pandemi
"Kita punya potensi beragam bencana, sehingga telah terbiasa pula mengantisipasinya. Semoga di saat pandemi ini kita bisa melakukannya lebih baik," ungkap Dewi.
"Ketua Satgas Covid-19 saat ini juga sedang melakukan kunker. Bukan hanya mengingatkan soal pandemi, tapi juga soal bencana alam yang bisa diantisipasi jauh-jauh hari," tambahnya.
Sebelumya, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Panjaitan meminta pengelola Wisma Atlet Kemayoran, Kementerian Kesehatan dan perwakilan BUMN yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19, waspada dengan perubahan cuaca ekstrem.
Baca juga: Luhut Yakin Pilkada Tak Jadi Klaster Baru Covid-19, Epidemiolog: Tidak Ada yang Bisa Menjamin
Perubahan cuaca ekstrem itu dikhawatirkan mempengaruhi pengendalian penularan Covid-19.
Hal itu disampaikan Luhut dalam rapat koordinasi virtual tentang Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet yang digelar Selasa (6/10/2020).
"Tiga bulan ke depan kita harus bersiap dengan perubahan cuaca yang ekstrem, ditakutkan akan timbul klaster baru karena faktor tersebut," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkomarives, Rabu (7/10/2020).
Luhut tidak menjelaskan secara terperinci apa hubungan perubahan cuaca ekstrem dengan penularan Covid-19.
Luhut sekaligus menegaskan bahwa perubahan cuaca ini dapat menimbulkan penyakit Demam Berdarah yang gejalanya mirip dengan Covid-19. Sehingga, menurutnya kedua penyakit itu perlu diantisipasi.
"Kita harus mampu mengakomodir keduanya pula, jangan sampai satu orang terjangkit keduanya," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.