Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Amien Rais, 2 Kali Bikin Partai hingga Kalah Pilpres 2004

Kompas.com - 02/10/2020, 13:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Amien Rais secara resmi mengumumkan nama partai barunya, Partai Ummat, Kamis (1/10/2020).

Lewat kanal YouTube-nya, Amien Rais Official, ia menyatakan bahwa partai bentukannya akan bekerja dan berjuang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan aturan demokrasi.

"Partai Ummat insya Allah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," kata Amien.

Partai Ummat adalah partai kedua yang dibentuk oleh pria yang lahir di Solo pada 76 tahun silam itu.

Baca juga: Partai Baru Amien Rais Bernama Partai Ummat

Sebelumnya, Amien membidani lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) bersama Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Alvin Lie, Emil Salim hingga Faisal Basri, pada tahun 1998.

Pendirian PAN hanya berselang beberapa bulan setelah rezim Presiden RI kedua, Soeharto, lengser, usai memimpin Indonesia selama 32 tahun.

Nama Amien yang saat itu lebih dikenal publik sebagai lokomotif gerakan reformasi 1998, akhirnya didaulat sebagai ketua umum partai tersebut.

PAN lantas mengikuti Pemilu 1999 dan berhasil memperoleh 7,52 juta suara atau setara 7,1 persen dari total suara nasional.

Baca juga: Mumtaz Rais: Jika PAN Reformasi Terbentuk, Saya Berenang dari Kapuk sampai Labuan Bajo

Hal itu menempatkan PAN sebagai lima besar partai dengan perolehan suara terbanyak setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski tidak cukup baik secara perolehan suara, namun manuver yang dilakukan Amien berhasil menempatkannya sebagai Ketua MPR periode 1999-2004.

Gagal capres

Pada 2004, perolehan suara PAN turun menjadi 7,3 juta suara atau sekitar 6,4 persen. Kendati demikian, persentase perolehan kursi parlemen PAN naik dari 34 kursi (7,4 persen) pada 1999 menjadi 53 kursi (9,6 persen).

Hal itu pun membuat Amien cukup percaya diri mencalonkan diri sebagai calon orang nomor satu di negeri ini bersama Siswono Yudo Husodo. Sebab, syarat untuk dapat mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden yaitu minimal memperoleh 5 persen suara nasional atau 3 persen kursi DPR.

Dalam pemilu tersebut, ada lima pasangan calon lain yang turut berkontestasi, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumela.

Baca juga: Waketum Yakin Tak Ada Kader yang Bergabung ke PAN Reformasi

Selain PAN, pasangan Amien-Siswono turut diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Sarikat Indonesia, dan Partai Buruh Sosial Demokrat.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/12/2019).KOMPAS.com/Haryantipuspasari Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/12/2019).

Namun, meski mendapat dukungan dari banyak partai politik, perolehan suara Amien-Siswono pada Pilpres 2004 hanya 17,39 juta (14,66 persen). Sesuai aturan pemilu pada saat itu, dua pasangan calon presiden-wakil presiden dengan perolehan suara terbanyak berhak mengikuti putaran kedua pilpres.

Adapun pasangan Amien-Siswono harus puas sebagai pasangan dengan perolehan suara terbanyak ketiga. Ia pun gagal dalam pencapresan tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com