JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah hingga Jumat (25/9/2020) pukul 12.00 WIB mencatat ada 112.082 suspek terkait virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip Kompas.com, Jumat sore.
Data yang sama juga menunjukkan ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 4.823 orang dalam 24 jam terakhir.
Ini merupakan rekor tertinggi terkait penambahan jumlah pasien Covid-19 dalam sehari.
Baca juga: Bertambah 4.823 Kasus Baru Covid-19, Indonesia Kembali Catat Rekor Kasus Harian
Penambahan itu membuat pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia mencapai 266.845 orang sejak kasus perdana diumumkan 2 Maret lalu.
Pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 pun bertambah sebanyak 4.343 orang.
Mereka dinyatakan sembuh setelah mendapatkan hasil dua kali negatif dalam pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR).
Sehingga, total pasien yang sembuh dari Covid-19 berjumlah 196.196 orang.
Baca juga: Tambah 4.343, Jumlah Pasien Sembuh dari Covid-19 Catatkan Rekor
Kendati demikian, pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 juga bertambah 113 orang dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian total pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 kini berjumlah 10.218 orang.
Tentang suspek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP).
Seseorang disebut suspek Covid-19 jika mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
Istilah suspek juga merujuk pada orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.
Bisa juga, orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.