Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut Pengentasan Stunting Perlu Kerja Sama untuk Cegah Tumpang Tindih

Kompas.com - 18/09/2020, 10:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut kemungkinan adanya tumpang tindih (overlapping) dalam upaya pengentasan stunting.

Pasalnya, kata dia, untuk dapat memenuhi pengentasan stunting diperlukan komitmen dan kerja sama berbagai pihak, di samping upaya pemerintah.

Oleh karena itu, bantuan dari masyarakat madani pun dinilainya sangat penting untuk dapat menekan jumlah stunting di Tanah Air. Termasuk, untuk menghindari adanya tumpang tindih tersebut.

"Dalam menangani masalah stunting ini ada kemungkinan terjadi overlapping atau sebaliknya. Tapi, semakin banyak yang bergerak apalagi dari masyarakat madani tentu akan sangat baik," ujar Muhadjir dalam acara Talkshow Launching Aksi Peduli Dampak Corona bersama RRI dan Dompet Dhuafa, dikutip dari situs resmi Kemenko PMK, Jumat (18/9/2020).

Baca juga: Menko PMK: Angka Stunting per Tahun Harus di Bawah 680.000

Muhadjir mengatakan, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 27,67 persen pada 2019.

Melihat data tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menargetkan angka stunting turun hingga 14 persen pada 2024 mendatang.

Oleh karena itu, dengan kerja sama berbagai pihak, Muhadjir pun optimistis target tersebut dapat tercapai.

"Hanya, perlu komitmen dan kerja sama semua pihak tidak hanya dari pemerintah. Keikutsertaan dan kepedulian masyarakat madani memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap upaya penanganan stunting," ujar Muhadjir.

Terutama, kata dia, peranan yang dimulai dari lingkungan keluarga. Sebab, penanganan stunting sudah harus dimulai pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Baca juga: Cegah Stunting, Pemerintah Waspadai Aktivitas Merokok Masyarakat di Keluarga

Muhadjir mengatakan, calon orangtua harus memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup mengenai pemenuhan gizi terhadap anak agar tak terlahir stunting.

"Menurut saya, penanganan stunting harus berbasis keluarga. Jadi (penyelesaian) stunting tidak bisa tanpa didekati keluarga," kata dia.

Hal tersebut pun memiliki dasar hukum, yakni Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Dibandingkan masalah kesehatan, kata dia, stunting lebih kepada masalah perencanaan keluarga.

Baca juga: Wapres: Pemberian ASI Terbukti Efektif Cegah Stunting

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com