JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menuturkan, standar biaya tes usap (swab) masih dalam pembahasan.
Doni yang sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menuturkan, pemerintah berusaha menetapkan harga yang bisa diterima semua pihak.
"Untuk harganya, sekarang sedang dalam pembahasan," kata Doni melalui video telekonferensi, Minggu (13/9/2020).
Baca juga: Bawaslu: 75 Bakal Calon Kepala Daerah Belum Serahkan Hasil Tes Usap
"Kami akan berusaha untuk menemukan sebuah format harga yang relatif bisa diterima semua pihak, baik oleh swasta, demikian juga untuk laboratorium yang lebih kepada kepentingan sosial," sambung dia.
Menurutnya, harga tes usap yang saat ini masih mahal dikarenakan reagen untuk pemeriksaan Covid-19 harus diimpor.
Oleh karena itu, jumlah reagen yang dimiliki Indonesia pun terbatas.
Sebagai informasi, reagen adalah bahan kimia utama untuk pengetesan Covid-19 yang berbentuk larutan anorganik dan dibuat sesuai dengan genom virus corona.
Doni pun berharap Indonesia dapat memproduksi reagen sendiri.
"Kita berharap nasional juga bisa memproduksi reagen sehingga bisa lebih murah harganya dan bisa lebih banyak," ucap dia.
Doni sebelumnya mengatakan, masyarakat masih kesulitan untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
Salah satu kendalanya, tarif tes PCR yang dipatok di atas Rp 2,5 juta oleh rumah sakit (RS). Padahal, kata Doni, biaya untuk tes PCR hanya sekitar Rp 500.000.
Baca juga: Jokowi Soroti Tes Usap yang Belum Merata di Semua Provinsi
"Ada RS yang mematok harga tes PCR swab sampai di atas Rp 2,5 juta, padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp 500.000 per pemeriksaan spesimen," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Kendati demikian, Doni tak menjelaskan rumah sakit mana yang mematok harga tinggi untuk sekali pemeriksaan spesimen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.