Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Bergejala Berat di Depok Terus Bertambah, RSUD Akan Tambah ICU

Kompas.com - 12/09/2020, 15:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Jawa Barat, Devi Maryori berencana menambah ruang ICU dan HCU.

Penyebabnya, jumlah pasien Covid-19 bergejala berat terus melonjak, sedangkan ketersediaan ICU dan HCU rujukan semakin langka.

Selain itu, Devi berujar ketersediaan tempat tidur RSUD Depok untuk pasien Covid-19 juga nyaris habis.

"Kondisi di lapangan terjadi beberapa peningkatan atau ekskalasi yang mereka susah mencari rujukan ICU atau high care, maka kami ada niat untuk menambah ICU," jelas Devi kepada Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Siswi MAN Kota Tegal yang Positif Covid-19 Sempat Ikuti Belajar Tatap Muka

"Kami juga tidak menyangka kondisinya seperti itu. Kami kira, sudah mulai menurun. Tapi ya itu, tidak bisa kami prediksi juga. Semuanya merasa ini beban yang berat yang harus kita pikirkan secara cepat jalan keluarnya seperti apa," tambahnya.

Saat ini, ada dua unit ICU dan dua HCU yang difungsikan untuk perawatan pasien positif Covid-19 di RSUD Depok.

Jumlah tersebut sudah termasuk dalam total 55 tempat tidur khusus pasien Covid-19 di RSUD Depok yang belakangan ini hampir terisi penuh.

Baca juga: Ketua KPU Riau Positif Covid-19, Jadwal Pilkada Tidak Terganggu

Meski demikian, Devi tak menjamin bahwa ICU dan HCU di RSUD Depok dapat ditambah dalam waktu singkat.

Sebab, menambah ICU dan HCU untuk pasien positif Covid-19 artinya juga harus menambah jumlah perawat.

Perawat khusus pasien Covid-19 di ICU dan HCU harus memenuhi standar kompetensi khusus dengan cara mengikuti kursus selama 2-3 pekan.

"Tentu kami harus merekrut dan kirim ke rumah sakit yang ada pelatihan untuk ICU. Itu perlu effort, semua rumah sakit punya kendala itu. Menambah ICU tidak mungkin tanpa menambah SDM ICU," ujarnya.

"Kalau pasien biasa kan empat pasien bisa ditangani satu perawat. Kalau di ICU, satu pasien satu perawat dan perawatnya harus punya kompetensi, tidak sama dengan perawat di ruangan biasa," jelas Devi.

Jumlah pasien Covid-19 di Depok melonjak pesat dari 202 pasien pada 31 Juli 2020, menjadi 792 pasien pada Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Kami Menduga Pengumuman Positif Covid-19 Itu Dipolitisasi

Angka ini mengkhawatirkan karena berdampak pada beban yang semakin berat ditanggung oleh rumah-rumah sakit di Depok.

Sebelumnya, RS Universitas Indonesia pun menyampaikan bahwa manajemen rumah sakit terpaksa menyeleksi pasien yang dirujuk ke sana, dengan mempertimbangkan gejala klinis masing-masing pasien.

Pasalnya, tempat tidur isolasi Covid-19 yang tersisa di RS Universitas Indonesia kini tak sampai 20 persen, sedangkan 90 persen ICU serta HCU juga telah terisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com