JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi memiliki kisah yang cukup personal dengan almarhum Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia.
Cerita ini terjadi saat Budi Arie masih menjadi wartawan Kontan, salah satu media cetak di bawah naungan Kompas Gramedia.
"Saya menjadi jurnalis di tabloid ekonomi sekitar lima tahun semenjak 1996 hingga 2001," kata Arie dalam keterangan tertulis, Kamis (10/8/2020).
Arie mengatakan, ia bergabung di Kontan dalam kondisi media tersebut belum mapan secara karakter.
Baca juga: Mereka Mengenang Pak Jakob...
Setelah terbit, Kontan sebagai media bidang ekonomi terus memuat headline yang mengkritisi pemerintahan Soeharto.
Menurut dia, Kontan saat itu diisi dan dipimpin oleh jurnalis-jurnalis muda yang progresif.
"Bisa dipastikan bagaimana angle-angle, headline, dan cover story Tabloid Kontan waktu itu. Melawan rezim Soeharto waktu itu menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama," kata dia.
Beberapa edisi di awal- awal bahkan sangat kritis terhadap seluruh bisnis Soeharto dan para kroninya.
Baca juga: Kenangan Ahok terhadap Jakob Oetama: Nasihat Perjuangan Tegakkan Keadilan
"Di dalam masa-masa menegangkan itulah komunikasi Kontan, termasuk saya sebagai jurnalis, dengan Pak Jakob, tergolong intens," ujar Arie.
Hampir tiap minggu Jakob Oetama selalu menelpon redaksi.
Jakob memberi nasehat kepada redaksi agar Kontan sebagai media yang bergerak di bidang ekonomi harus pro terhadap bisnis sekaligus tidak hanya mengkritisi tapi juga memberitakan secara mendalam.
"Beliau memberikan arahan serta masukan agar melakukan kritik dengan santun dan bijak. Tentu waktu itu kami kurang happy. Maklum, darah muda," kenang Arie.
Baca juga: Tutup Usia, Berikut Sederet Penghargaan yang Pernah Diterima Jakob Oetama
"Yang lucu dan sampai sekarang masih saya ingat adalah seharusnya Pak Jakob menelpon Kang Budi Kusumah . Tapi operator menghubungkannya ke saya sehingga saya yang menerima langsung petuah dari Pak Jakob," sambung dia.
Terlepas dari pro dan kontra Jakob Oetama dengan awak Kontan ketika itu, persepsi Arie terhadap sosok Jakob Oetama tidak berubah.
Arie menganggap Jakob Oerama adalah sosok ayah. Seorang pemimpin dalam keluarga.