JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai pemerintah belum bisa menyeimbangkan pemulihan ekonomi dan penanganan kesehatan selama pandemi Covid-19.
Menurut dia, pemerintah cenderung menginjak pedal gas terlalu dalam dengan mementingkan pertumbuhan ekonomi dan hampir tidak menginjak rem saat kasus harian Covid-19 terus meningkat.
"(Konsep) keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi betul sekali. Di dalam konsep bagus, tapi yang diinjak gasnya terus. Lupa kalau kita punya rem," kata Pandu dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (6/9/2020).
Baca juga: Wagub DKI Jakarta Akui Tak Mudah Tarik Rem Darurat Ketika Terjadi Lonjakan Covid-19
Hal tersebut terlihat dari lonjakan kasus sepekan terakhir saat penambahan kasus harian menembus angka 3.000.
Bahkan pada Kamis (3/9/2020), Indonesia mencatatkan rekor penambahan kasus harian sebanyak 3.622 orang.
Pandu menilai, lonjakan kasus harian tersebut dipicu oleh sektor pariwisata yang dibuka kembali tanpa penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ia mengatakan, sebenarnya tidak masalah sektor pariwisata dibuka, tetapi harus diawasi ketat agar protokol kesehatan dipatuhi pengunjungnya.
"Ini problemnya adalah pada waktu orang itu bersenang-senang, itu tidak melakukan protokol kesehatan sehingga otomatis akan terjadi peningkatan," kata Pandu.
Ia menambahkan, sedianya pemerintah bisa menyeimbangkan pemulihan sektor kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi dengan prinsip zero to zero.
Baca juga: Pesan Doni Monardo ke Kepala Daerah: Seandainya Zona Merah, Tekan Rem!
Artinya pemerintah berusaha menihilkan kasus Covid-19 dengan menekannya dan tetap menggenjot sektor ekonomi tanpa harus menargetkan pertumbuhan.
Pasalnya, dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi saat pandemi, protokol kesehatan kerap dikorbankan dan kasus harian kembali meningkat.
"Kalau mau seimbang, zero to zero. Zero pertumbuhan ekonomi, tapi juga zero penularan. Dengan demikian, kita seimbang. Kalau enggak, kita akan masuk ke dalam negara yang tidak aman," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.