JAKARTA, KOMPAS.com - Loyalis Amien Rais sekaligus mantan Ketua DPP PAN, Agung Mozin mengatakan, nama PAN Reformasi menjadi usulan terkuat untuk partai baru mantan Ketua MPR, Amien Rais.
Agung mengatakan, usulan nama PAN Reformasi tersebut menguat setelah diskusi yang panjang yang dilakukan sejumlah mantan pengurus PAN.
"Setelah melalui diskusi yang panjang ternyata usulan yang menguat adalah nama Partai PAN Reformasi," kata Agung melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (27/8/2020) malam.
Namun, Agung mengatakan, nama PAN Reformasi bukan merupakan singkatan dari Partai Amanat Nasional.
"Tidak, hanya PAN Reformasi saja bukan singkatan," ujar dia.
Baca juga: Sekjen PAN Pertanyakan Validitas Rencana Pembentukan Partai Baru Amien Rais
Agung mengatakan, usulan nama PAN Reformasi disambut gembira Amien dan mengapresiasi antusias akan lahirnya partai baru.
"Beliau sangat gembira melihat antuas para pendukung lahirnya partai baru," ucap dia.
Lebih lanjut, Agung mengatakan, logo partai baru PAN Reformasi tidak akan jauh berbeda dengan logo PAN.
Namun, kata Agung, logo tersebut akan diputuskan pada waktu yang tepat.
"Logo tidak jauh berbeda dengan logo PAN. Namun hal ini akan diputuskan pada waktu yang tepat jika tidak ada perubahan usulan dari semua stakeholder," ucap dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mempertanyakan validitas informasi terkait rencana pembentukan partai baru oleh pendiri PAN, Amien Rais.
Sebab, informasi tersebut hanya didasarkan pada klaim loyalis Amien Rais yang juga mantan pengurus DPP PAN, Agung Mozin.
"Pak Agung Mozin itu mantan pengurus PAN yang kita keluarkan dan kita berhentikan dari partai. Jadi bukan keluar sendiri tapi kami berhentikan," kata Eddy seperti dilansir dari Tribunnews, Selasa (25/8/2020).
"Jadi perlu dicek juga apakah informasi yang disampaikan Pak Agung Mozin itu valid atau tidak," kata dia.
Baca juga: Amien Rais Disebut Bakal Deklarasikan Partai Baru Desember
Setelah Kongres V PAN yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Februari 2020 lalu, sejumlah langkah rekonsiliasi terus dilakukan.