JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, merupakan sosok yang paling populer jelang Pilkada 2020.
Berdasarkan hasil survei IPI yang dilakukan pada 3 Agustus hingga 7 Agustus 2020, tingkat popularitas Gibran sebesar 95,2 persen.
"Dari sekian nama yang diuji, memang Gibran adalah sosok paling populer, dia dikenal oleh 95,2 persen per bulan Agustus," kata Karyono melalui telekonferensi, Kamis (27/8/2020).
Baca juga: Dukungan Parpol dan Keyakinan Putra Jokowi pada Pilkada Solo...
Gibran merupakan bakal calon wali kota pada Pilkada Solo. Hingga saat ini ada 4 partai yang secara resmi mengusung Gibran dan Teguh Prakosa, yakni PDI-P, Gerindra, Golkar dan PAN.
Sementara itu, Partai Demokrat juga telah menyatakan dukungan untuk Gibran. Namun, dukungan itu belum diserahkan secara resmi melalui surat rekomendasi.
Sosok populer lainnya, kata Karyono, yakni Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dengan 89,4 persen.
Kemudian Putri Wulan Sari Dewi dengan tingkat popularitas 17,8 persen dan Bagyo Wahyono 13,2 persen.
Sementara jika dilihat dari tingkat kesukaan, sebanyak 77,1 persen responden menyukai Gibran dan 74,6 persen menyukai Achmad Purnomo.
Sedangkan 50 persen responden menyukai Bagyo Wahyono dan 46,2 menyukai Putri Woelansari Dewi.
Baca juga: Anak dan Menantu Jokowi di Panggung Pilkada 2020
"Artinya tingkat kesukaan Gibran dan Pak Achmad Purnomo masuk yang paling tinggi," ujar Karyono.
Survei ini dilakukan pada 440 responden menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error atau tingkat kesalahan 4,8 persen.
Survei dilakukan dengan model wawancara tatap muka langsung menggunakan kuesioner. Proses wawancara tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Sebagai informasi, IPI merupakan lembaga riset dan kajian tentang sosial, politik, kepemiluan, dan kebijakan publik yang berdiri sejak 2013.
Baca juga: Megawati: Banyak Survei di Pilkada Kurang Obyektif dan Dibayar
Peneliti IPI terdiri dari beragam latar belakang keahlian dan profesi dari pegiat demokrasi, peneliti sosial politik hingga kebijakan publik.
Modal survei IPI didapatkan secara kombinasi antara mandiri dan permintaan klien.
Namun, Karyoto memastikan, meski ada survei yang didanai klien atau partai politik, validitas data akan tetap terjaga.
IPI juga belum tergabung dalam Perhimpunan Lembaga Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) ataupun Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (Aropi).
Karyoto mengatakan, IPI sedang dalam proses pendaftaran antara Persepi dan Aropi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.