JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, populasi atau jumlah orang yang menikah per tahunnya di Indonesia mencapai 2 juta.
Bahkan 80 persen di antaranya melahirkan pada tahun pertama pernikahan.
"Ternyata populasi atau jumlah orang yang menikah per tahunnya itu sudah jauh di atas 2 juta dan mereka 80 persen melahirkan tahun pertama," kata Hasto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (25/8/2020).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Sumbar Meningkat, Pemko Payakumbuh Larang Warga Gelar Pesta Pernikahan
Kondisi ini, kata Hasto, membuat pemberian konseling pra nikah dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi untuk mencegah terjadinya stunting pun penting dilakukan.
Pasalnya, pemerintah memiliki target menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada 2024 dari saat ini 27 persen.
Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan perhitungan agar target tersebut dapat tercapai.
Hasto menjelaskan, apabila dalam setahun angka kelahiran mencapai 4,8 juta hingga 5 juta, maka tidak boleh ada yang stunting lebih dari 680.000.
"Inilah yang harus kami hitung secara jeli dan presisi tinggi karena semua angka itu bisa dihitung, diprediksi. Ini adalah statistik yang sangat prediktable semua bisa diprediksi," kata dia.
Baca juga: Turunkan Angka Stunting, BKKBN Fokus pada Program Spacing
Dalam rangka menurunkan angka stunting itu pula, BKKBN merevitalisasi dua program yakni dengan melakukan spacing atau pemberian jarak kelahiran antara anak pertama dan anak berikutnya serta bimbingan atau konseling pra nikah kepada calon pengantin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.