Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Penilai Obat: Efek Samping Bukan Alasan Tunggal Menolak Obat Covid-19

Kompas.com - 19/08/2020, 18:03 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi Nasional Penilai Obat Rianto Setiabudi mengatakan, ada banyak aspek yang dipertimbangkan pihaknya dalam menilai kandidat obat Covid-19.

Menurut Rianto, efek samping dari obat bukanlah satu-satunya aspek yang dipertimbangkan oleh Komnas Penilai Obat.

Hal ini Rianto sampaikan dalam konferensi pers virtual mengenai perkembangan uji klinis obat Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga bersama TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN), Rabu (19/8/2020).

Baca juga: Uji Klinik Obat Kombinasi Covid-19 Unair, Ini Temuan Kritis BPOM

"Efek samping yang melekat pada suatu obat tidak merupakan faktor satu-satunya buat kita untuk menolak obat (Covid-19) tersebut," kata Rianto dipantau melalui YouTube Badan POM RI.

Rianto mengatakan, dalam menilai obat, pihak-pihak terkait mempertimbangkan risiko sekaligus keuntungan.

Obat antikanker misalnya, penggunaannya menimbulkan efek samping yang dahsyat. Orang yang mengonsumsi obat tersebut biasanya mengalami rambut rontok, tidak nafsu makan, bahkan luka di tubuh.

Namun demikian, obat tersebut tetap mendapat izin edar lantaran dapat memperpanjang usia penderita kanker hingga beberapa bulan atau bahkan tahun.

"Mohon dimengerti, efek samping yang ada itu tidak merupakan satu-satunya pertimbangan," ujar Rianto.

Baca juga: Menyoal Klaim Obat Covid-19 Unair, dari Keterbukaan Informasi hingga Dampak Psikologis Masyarakat

Di samping itu, kata Rianto, efek samping yang ditimbulkan sebuah obat dapat dikurangi dengan melakukan modifikasi dosis obat. Misalnya, pengurangan dosis, konsumsi obat setelah makan, atau lainnya.

"Jadi untuk ini kita harus berpikirnya luas," kata dia.

Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, pihaknya belum melakukan pengamatan terhadap efek samping yang mungkin ditimbulkan obat Covid-19 yang dikembangkan Unair bersama TNI AD dan BIN.

Pengamatan terhadap efek samping kandidat obat tersebut baru akan dilakukan setelah proses uji klinis obat dinyatakan valid.

"Jadi kalau aspek side effect-nya itu masih lanjut, itu pengamatan kemudian, itu lebih ke jangka panjang, ini kan masih baru," kata Penny.

Sebelumnya diberitakan, hasil inspeksi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan, proses uji klinis obat Covid-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga bersama TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) belum valid.

Ada banyak hal yang masih harus diperbaiki agar obat tersebut dinyatakan valid dan mendapar izin edar BPOM.

"Dalam status yang kami nilai adalah masih belum valid dikaitkan dengan hasil inspeksi kami," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual yang digelar Rabu (18/8/2020).

Baca juga: BPOM: Uji Klinis Obat Covid-19 Unair Belum Valid, Harus Diperbaiki

Penny mengatakan, BPOM telah menyampaikan temuan inspeksi ini ke pihak Unair, TNI AD, dan BIN. BPOM pun meminta tim pengembang untuk memperbaiki proses penelitian mereka.

Namun demikian, hingga saat ini temuan inspeksi itu belum mendapat respons sehingga BPOM belum dapat menindaklanjuti kembali.

"Belum ada respons perbaikan dari tim peneliti. Dengan adanya tadi apa yang diserahkan ke kami, nanti akan dilihat lagi bersama dengan tim komisi peniliaian obat tentunya nanti kita lihat dari sana," ucap Penny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com