JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, angka kasus aktif Covid-19 di sembilan daerah harus ditekan.
Hingga saat ini, kesembilan daerah ini merupakan kawasan dengan jumlah kasus aktif Covid-19 di atas 1.000 kasus.
"Yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama adalah harus bisa menekan kasus aktif, utamanya di sembilan daerah tadi," ujar Dewi dalam talkshow yang disiarkan secara daring di YouTube BNPB, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: UPDATE 12 Agustus: Bertambah 578, Kasus Covid-19 di Jakarta Mencapai 27.242
Sembilan daerah yang dimaksud yakni Jakarta Pusat (2.213 kasus), Jakarta Utara (1.775 kasus), Kota Semarang (1.681 kasus), Kota Makassar (1.511 kasus), Kota Medan (1.377 kasus), Jakarta Selatan (1.309 kasus), Jakarta Timur (1.305 kasus), dan Kota Surabaya (1.283 kasus).
Caranya, kata Dewi, dengan memutus rantai penularan Covid-19 melalui disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Semakin kita aktif kembali berkegiatan, seharusnya kita semakin disiplin kepada protokol kesehatan sehingga tak ada kasus baru karena kita memutus rantai penularan," ucap Dewi.
Meski demikian, Dewi juga mengingatkan ajakan ini tak hanya berlaku untuk sembilan daerah di atas.
Daerah-daerah lain, kata dia, utamanya bagi yang sudah tidak ada kasus aktif harus tetap waspada.
Selain itu, satgas mengimbau agar daerah menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan kasus Covid-19.
"Menekan kematian dengan meningkatkan fasilitas kesehatan dan penanganan yang baik. Sementara bagi individu sebaiknya menjaga kondisi tubuh untuk mencegah tertular," kata Dewi.
"Makanlah makanan yang sehat, istirahat yang cukup, olahraga dan tetap disiplin dengan protokol kesehatan," kata dia.
Baca juga: Sebaran Kasus Baru Covid-19, di DKI Jakarta Tertinggi
Sebelumnya Dewi mengatakan, kasus kumulatif Covid-19 di Indonesia berbeda dengan kasus aktif.
Sebab, di dalam kasus kumulatif, kata dia, sudah ada perkembangan pasien yang sembuh dan meninggal dunia.
"Kita biasanya melihat kasus itu secara kumulatif. Yang disebut sudah 100.000 lebih itu kan sebenarnya jumlah kasus kumulatif, bertambah dari satu hari satu ke hari satu hari lain," ujar Dewi pada Rabu.
"Padahal dari 100.000 lebih kasus, itu sudah ada yang sembuh, lalu ada yang meninggal dunia," ucap dia.