JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan pasangan bakal calon kepala daerah yang diusung PDI-P agar menghindari praktik korupsi.
Ia mengatakan, tindak pidana korupsi tidak akan bisa ditutupi dengan cara apapun.
"Satu hal, korupsi itu tidak akan bisa disembunyikan, suatu saat nanti pasti kelihatan," kata Mega dalam pengumuman paslon pilkada usungan PDI-P gelombang ketiga, Selasa (11/8/2020).
Mega mengatakan, kepemimpinan sejatinya mesti bermanfaat bagi orang banyak.
Baca juga: PDI-P Resmi Usung Ponakan Prabowo di Pilkada Tangsel
Karena itu, ia meminta para kader yang maju sebagai calon kepala daerah tidak mementingkan diri sendiri.
"Benang merah sejarah di atas sengaja saya sampaikan agar paslon PDI-P tidak berpikir sempit seperti tadi, saya ulangi, hanya terpikir untuk kepentingan dirinya sendiri," ujarnya.
Menurutnya, setiap kader harus memiliki prinsip kuat yang sesuai dengan jati diri bangsa.
Di lain sisi, juga mampu berpikir luas sebagaimana Soekarno pernah menyampaikannya dalam pidato "To Build the World a New" atau "Membangun Dunia Kembali" pada 1960 di markas PBB, New York, Amerika Serikat.
Mega berharap para paslon kepala daerah usungan PDI-P tidak hanya pandai, tetapi juga mampu menggunakan hati nuraninya.
Ia ingin kehadiran pemimpin daerah memberikan manfaat bagi rakyat.
"Saya merasa senang sekali, sekarang makin hari calon calon itu kalau dilihat sudah penuh dengan gelar. Pertanyaannya, melalui nuraninya dapatkah menjawab keilmuan dia yang harus digunakan bagi kemaslahatan rakyat banyak," kata Mega.
Baca juga: 75 Paslon Pilkada yang Diusung PDI-P, Termasuk Menantu Jokowi dan Keponakan Prabowo
Mega juga ingin para paslon menjadikan sejarah bangsa sebagai pelajaran dalam menentukan arah Indonesia ke depan.
Ia mengingatkan bahwa perjuangan menjadi seorang pemimpin tidak main-main.
"Dengan benang merah sejarah perjuangan di atas, maka pilkada menjadi momentum bagi partai untuk menggembleng pasangan calon agar benar-benar hadir sebagai pemimpin yang memiliki pandangan luas keluar, visioner, bisa menganalisis apa yang akan dikerjakan, apa yang bisa diberikan, dan sebagai syarat pemimpin yang mumpuni," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.